Kolombo (ANTARA News/AFP) - Presiden Sri Lanka Mahinda Rajapakse hariSenin memecat sekelompok perwira militer senior yang menurutkementerian pertahanan menjadi "ancaman bagi keamanan nasional" setelahpemilihan presiden pekan lalu.

Rajapakse menuduh oposisi yangkalah berencana membunuhnya setelah ia menang atas mantan jendralangkatan darat Sarath Fonseka dalam pemilihan 26 Januari.

Pasukan keamanan mengepung tempat Fonseka ketika hasil pemilihan itudiumumkan Rabu, dan 15 pensiunan perwira yang bekerja untuk kantorcalon presiden itu kemudian ditangkap oleh polisi.

Satu sumber militer yang menolak disebutkan namanya mengatakan kepadaAFP, 12 perwira utama dipecat untuk mencegah usaha kudeta yang mungkindilakukan para pendukung Fonseka di dalam lingkungan militer.

Kementerian pertahanan mengatakan dalam sebuah pernyataan, sejumlahorang dipensiunkan karena mereka dianggap sebagai "ancaman langsungbagi keamanan nasional".

Rajapakse dan Fonseka adalah sekutu dekat dalam ofensif militer yangakhirnya berhasil menumpas pemberontak Macan Tamil pada Mei lalu, namunmereka berselisih setelah kemenangan itu dan bersaing dalam pemilihanpresiden.

Ketika mengundurkan diri dari militer pada November, Fonseka menuduhRajapakse berbohong dengan menuduhnya merencanakan kudeta.

Pemerintah Sri Lanka pada 18 Mei mengumumkan berakhirnya konflikpuluhan tahun dengan Macan Tamil setelah pasukan menumpas sisa-sisakekuatan pemberontak tersebut dan membunuh pemimpin mereka, VelupillaiPrabhakaran.

Pernyataan Kolombo itu menandai berakhirnya salah satu konflik etnikpaling lama dan brutal di Asia yang menewaskan puluhan ribu orang dalamberbagai pertempuran, serangan bunuh diri, pemboman dan pembunuhan.

Macan Pembebasan Tamil Eelam (LTTE) juga telah mengakui bahwaVelupillai Prabhakaran tewas dalam serangan pasukan pemerintah SriLanka.

Juga dinyatakan tewas dalam operasi final militer adalah dua deputiPrabhakaran -- pemimpin Macan Laut Kolonel Soosai dan kepala intelijenLTTE Pottu Amman.

Tokoh penting lain Macan Tamil yang juga tewas adalah putra Prabhakarandan calon penggantinya, Charles Anthony (24), pemimpin sayap politik B.Nadesan dan pemimpin Sekretariat Perdamaian LTTE yang sudah tidakberfungsi lagi, S. Pulideevan.

Presiden Sri Lanka Mahinda Rajapakse telah beberapa kali mendesakpemberontak Macan Tamil menyerah untuk menghindari pembasmian total.

Rajapakse, yang juga panglima tertinggi angkatan bersenjata, jugamenolak seruan-seruan bagi gencatan senjata dan menekankan bahwa MacanTamil harus meletakkan senjata dan mengizinkan warga sipil keluar daridaerah-daerah yang masih mereka kuasai.

Sebelum dikalahkan total, gerilyawan Tamil dikepung selamaberbulan-bulan di sebuah daerah hutan kecil oleh pasukan yang hampirmengakhiri perang separatis mereka.

Macan Tamil mengakui telah kehilangan sejumlah wilayah dalampertempuran dengan pasukan pemerintah dan menuduh Kolombo membunuhiwarga sipil.

Militer membantah hal itu dan mengatakan, warga sipil yang melarikandiri ditembaki oleh pemberontak yang ingin menahan penduduk desasebagai tameng manusia.

Pertempuran antara pasukan pemerintah dan pemberontak LTTE meningkatsejak pemerintah secara resmi menarik diri dari gencatan senjata enamtahun pada Januari 2008.

Pembuktian independen mengenai klaim-klaim jumlah korban mustahildilakukan karena pemerintah Kolombo melarang wartawan pergi kezona-zona pertempuran.

Sekitar 15.000 pemberontak Tamil memerangi pemerintah Sri Lanka dalamkonflik etnik itu dalam upaya mendirikan sebuah negara Tamil merdeka.

Masyarakat Tamil mencapai sekitar 18 persen dari penduduk Sri Lankayang berjumlah 19,2 juta orang dan mereka terpusat di provinsi-provinsiutara dan timur yang dikuasai pemberontak.(M014/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010