Jakarta (ANTARA News) - Mantan Ketua PP Muhammadiyah Syafii Maarif sedang mencari sosok negarawan untuk dipilih sebagai penerima penghargaan yang menggunakan nama dirinya.
"Indonesia sedang dalam proses mencari negarawan. Kalau politisi jumlahnya luar biasa banyak, tapi sedikit yang bisa menjadi negarawan," kata Buya Syafii Maarif dalam jumpa pers "Maarif Award 2010" di kantor Maarif Institute di Jakarta, Senin.
Sosok negarawan, menurutnya, adalah sosok yang berpikiran jauh ke depan dan mementingkan rakyat banyak dibandingkan politisi yang lebih mementingkan diri sendiri dan kelompoknya.
"Kita sedang mencari tokoh yang mengayomi masyarakat. Tidak peduli agama, suku, dan asalnya," ujar Buya.
Dia mengaku gusar dengan pola-pola kepemimpinan yang mementingkan popularitas dan menomorduakan substani menjadi seorang pemimpin yang terpilih secara demokratis.
Menurut dia, pemimpin yang sesungguhnya adalah pemimpin yang berkomitmen dan bekerja keras sesuai panggilan nurani rakyatnya dengan tegas.
"Kita merindukan sosok-sosok pemimpin yang rela menjadi telinga dan mata bagi pencari keadilan, pendamba kesejahteraan dan pengayom bagi masyarakat bawah," katanya.
Mengenai "Maarif Award", Buya Syafii bercerita pada awalnya dia menolak namnaya digunakan sebagai nama sebuah penghargaan.
Akan tetapi, rekan-rekannya memaksa agar namanya bisa dijadikan nama sebuah penghargaan.
Salah satu anggota Dewan Juri "Maarif Award" Muhammad Sobary mengatakan, Syafii Maarif dipilih namanya menjadi sebuah penghargaan karena dalam sosok mantan Ketua PP Muhammadiyah tersebut ada suri tauladan yang patut ditiru masyarakat.
Dari namanya itu, lanjut Sobary, "Maarif Institute" sedang mencari tokoh pemimpin informal lokal yang tanpa gembar-gembor bekerja demi kehidupan masyarakat banyak.
"Saya kira lebih banyak pahlawan bangsa tanpa tanda jasa bahkan mereka tidak dikenal sama sekali ketimbang pemimpin politik nasional yang kesadaran berbangsanya sebatas panjang bambu," kata Sobary.
"Maarif Institute" menerima masukan untuk calon nominasi peneriwa "Maarif Award" sampai 30 Maret 2010.
Kelompok sasaran "Maarif Award" adalah organisasi sosial keagamaan, organisasi sipil, dan LSM yang memperjuangkan pluralisme tanpa mengenal agama dan ras.
"Maarif Award 2010" digelar untuk ketiga kalinya. Penerima "Maarif Award 2008" antara lain Cicilia Yulianti Hendayani (Blitar), TGH Hasanain Djuaini (Lombok Barat), dan Ahmad Tafsir (Semarang). (N006/A038)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010