Karimun, Kepri (ANTARA News) - Kalangan pengusaha di Tanjung Balai Karimun, Provinsi Kepulauan Riau mengharapkan perayaan Imlek yang jatuh pada 14 Februari 2009 berlangsung tanpa pemadaman listrik bergiliran oleh PLN.

"Perayaan Imlek merupakan kesempatan bagi kami dalam meningkatkan penghasilan setelah setahun dilanda kelesuan akibat krisis listrik berkepanjangan," kata Sudjoko, pemilik Wisma Karimun, di Tanjung Balai Karimun, Senin.

Menurut Sudjoko, pada perayaan Imlek tingkat hunian hotel maupun wisma biasanya meningkat karena wisatawan mancanegara (wisman) dari Malaysia dan Singapura berkunjung ke kabupaten berjuluk "Negeri Berazam" itu.

"Tamu meningkat, penghasilan pun akan bertambah. Namun, jika intensitas pemadaman listrik tidak berkurang tetap saja tidak mendatangkan laba," ucapnya.

Pria yang juga menjabat anggota DPRD Karimun itu mengatakan, kunjungan tamu saat Imlek diharapkan sedikit menutupi kerugian yang ditanggung akibat biaya operasional genset yang dioperasikan saat listrik padam.

"Selain itu, listrik padam mendadak berkali-kali juga menimbulkan suasana tidak nyaman bagi para tamu," katanya.

Ia memprediksi tingkat hunian hotel akan ramai karena wisman dari dua negara jiran selain berlibur juga akan mengikuti ritual menyambut pergantian tahun Imlek.

"Sembahyang besar akan diawali pada tengah malam, 6 Februari dan ketika itu wisman mulai berdatangan," ungkapnya.

Sembahyang besar juga akan digelar pada hari keempat Imlek di setiap klenteng di kabupaten itu.

"Pagelaran seni barongsai dan lainnya diprediksi turut menyedot kunjungan wisman yang dapat memicu peningkatan hunian hotel," katanya.

Dia juga menyebutkan, tidak adanya pemadaman listrik saat itu setidaknya dapat mempertahankan hotel atau wisma yang terancam akan tutup karena sepinya tamu dan tingginya biaya operasional.

"Kami mendengar akan ada beberapa hotel maupun wisma yang akan tutup, jika pemadaman ditiadakan saat Imlek akan membuat mereka sedikit bernafas sampai krisis listrik benar-benar pulih," ucapnya.

Secara terpisah, Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Karimun, Edi Suntek, mengharapkan hal serupa agar kelesuan di sektor perhotelan segera berakhir.

"Rasanya sudah jenuh mengungkapkan masalah listrik, tapi harapan kami cuma itu agar beban yang ditanggung pengusaha bisa dikurangi," katanya.

Dia berharap agar tujuh mesin pembangkit hasil kerjasama antara PLN Ranting Tanjung Balai Karimun dengan PT Wahana Idea Cipta direalisasikan sesuai jadwal.

"Janjinya Maret sudah beroperasi dan mudah-mudahan tidak molor," ucapnya.

Krisis listrik berkepanjangan telah memukul sektor perhotelan di Pulau Karimun Besar, sejak 2009, dua hotel tutup karena tidak mampu menanggung biaya operasional bahan bakar genset, satu Wisma Mitra Pesona yang tutup setelah Idul Fitri lalu, satu Hotel Mirama yang berhenti beroperasi sejak 31 Desember 2009.(PK-HAM/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010