"Konsumsi daging sapi masyarakat Malaysia saja sudah mencapai 30 kg per kapita per tahun, sedangkan kita masih 7 kg per kapita per tahun dan ini sangat rendah," katanya disela-sela peluncuran Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS) di Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari, Kabupaten Malang, Senin.
Ia mengakui, walaupun tingkat konsumsi daging sapi Indonesia masih rendah, kebutuhan daging di negara ini belum bisa terpenuhi secara mandiri (swasembada) sehingga harus impor.
Menurut dia, untuk mencukupi kebutuhan konsumsi daging masyarakat Indonesia pemerintah masih harus impor rata-rata 26 persen dari kebutuhan, apalagi tingkat konsumsi daging sapi bagi masyarakat setiap tahunnya terus meningkat.
Suswono menambahkan, kebutuhan sapi impor tahun 2010 mencapai 630 ribu ekor yang seluruhnya didatangkan dari Australia karena peternak sapi potong lokal hanya mampu mencukupi kebutuhan sekitar 70-75 persen.
Sapi yang diimpor tersebut, katanya, adalah sapi bakalan yang sudah siap potong setelah jangka waktu dua sampai tiga bulan.
Menyinggung program swasembada daging sapi Suswono mengatakan, tahun 2014 harus bisa terealisasi. Untuk menunjang terwujudnya target swasembada daging sapi tersebut terus dilakukan pengembangbiakan sapi melalui program inseminasi.
"Sekarang kita memang tengah menggenjot impor sapi yang untuk pembibitan dan dikembangbiakkan agar target swasembada daging sapi pada 2014 bisa terealisasi," tegasnya.(E009/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010