Jakarta (ANTARA) - PP PBSI terus mengkaji keikutsertaan Indonesia pada Piala Thomas dan Uber 2020 yang dijadwalkan 3-11 Oktober di Aarhus, Denmark, menyusul mundurnya enam negara dari kompetisi bulu tangkis beregu paling bergengsi sejagad itu.

“Sampai detik ini belum ada keputusan, tapi tidak tahu kalau nanti ada keputusan lain,” kata Sekjen PBSI Achmad Budiharto kepada Antara di Jakarta, Jumat.

Kendati begitu, Budiharto mengatakan bahwa persiapan atlet bulu tangkis Indonesia menuju Piala Thomas dan Uber 2020 hingga saat ini masih terus berjalan.

Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan PBSI dalam memutuskan apakah mereka akan tetap berangkat ke Piala Thomas dan Uber tahun ini. Pertama adalah munculnya penolakan dari 59 negara, termasuk Denmark terhadap warga Indonesia yang akan berkunjung ke negara mereka.

Selain itu, dengan mundurnya enam negara, maka level kompetisi pun dinilai berkurang, tak se-kompetitif dan tak bergengsi seperti tahun-tahun sebelumnya.

Baca juga: Korsel mundur dari Piala Thomas dan Uber 2020
Baca juga: Tiga negara mundur, BWF pastikan Piala Thomas & Uber tetap berlangsung

Enam negara yang menarik diri dari keikutsertaan di Piala Thomas dan Uber 2020,m adalah Chinese-Taipei, Thailand, Singapura, Hong Kong, Australia, dan Korea Selatan.

Oleh karena itu, Budi mengaku bahwa tak menutup kemungkinan jika Indonesia nantinya memutuskan ikut mundur dari turnamen tersebut. Apalagi permohonan visa mereka juga hingga kini belum mendapat persetujuan dari pemerintah Denmark.

“Kami berangkat atas undangan BWF (Federasi Bulu Tangkis Internasional). Jadi BWF yang harus ‘solve the problem’. Kami sedang apply visa pun sampai saat ini belum oke,” tuturnya.

“Jadi kemungkinan (mundur) pasti ada,” pungkasnya.

Baca juga: Para legenda yakin peluang Indonesia besar di Piala Thomas
Baca juga: Malaysia padukan pemain muda dan berpengalaman di Piala Thomas/Uber
Baca juga: Tim Rajawali juara Simulasi Piala Thomas 2020

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2020