"Semua akan diswab secara berkala," kata Ketua KPU Surabaya Nur Syamsi saat dihubungi wartawan di Surabaya, Jumat.
Hanya saja, Nur Syamsi membantah jika swab yang dilakukan beberapa hari ini karena adanya pasangan calon (paslon) yang positif COVID-19.
Menurut dia, swab ini bukan program mendadak melaikan bagian tindak lanjut kegiatan rapid test yang dilakukan secara berkala. Perencanaan swab, lanjut dia, sudah memutuskan dalam rapat tiga pekan lalu.
"Kebetulan saja kegiatan ini baru bisa dilakukan sekarang. Jadi tidak ada hubunganya dengan paslon yang positif beredar di media," ujarnya.
Nur Syamsi mengatakan hasil rapid test dianggap sebagian besar orang kurang autentik sehingga KPU Surabaya memutuskan selain rapid test juga dilakukan swab test.
Ia mengatakan ada sekitar 42 orang yang bertugas di KPU Surabaya menjalani swab test secara berkala.
"Yang sudah ikut swab hari ini ada dua orang. Saya tidak tau perkembangan persisnya," katanya.
Baca juga: KPU Surabaya sebut salah satu peserta pilkada 2020 positif COVID-19
Bakal Calon Wali Kota Surabaya Machfud Arifin sebelumnya mengakui sempat dinyatakan positif COVID-19 pada 29 September 2020. Machfud langsung melakukan isolasi mandiri dan mengkonsumsi obat selama seminggu.
"Pada 5 September, saya swab lagi dan dinyatakan negatif," katanya.
Mengetahui dirinya negatif pada 5 September, pada 6 September, Machfud memaksakan diri berangkat ke KPU kota Surabaya guna mendaftar sebagai bakal pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya.
Hanya saja, saat menjalani swab test yang digelar KPU Surabaya di Graha Amerta RSUD dr.Soetomo pada Senin (7/9), Machfud dinyatakan kembali positif COVID-19.
Baca juga: Satgas belum dapat laporan paslon pilkada Surabaya positif COVID-19
Baca juga: Pakar sarankan KPU bentuk tim pengawas cegah klaster Pilkada Surabaya
Baca juga: MCCC minta KPU Surabaya umumkan hasil "swab" calon peserta pilkada
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2020