Denpasar (ANTARA News) - Gurubesar Universitas Udayana I Gusti Ngurah Kade Mahardika menegaskan, sirkulasi flu burung dia peternakan dalam jangka waktu lama memunculkan kelompok virus baru yang secara genetik sangat berbeda.

"Itu merupakan hasil penelitian yang dilakukan selama dua tahun terakhir," ungkap Mahardika yang juga Kepala Laboratorium Biomedik dan Biologi Molekuler Hewan pada Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unud ini di Denpasar, Senin.

Ia mengatakan, perbedaan secara genetik cukup jauh bisa mencapai 8,7 persen dibandingkan dengan virus asalnya.

"Isolat-isolat itu ditemukan pada peternakan ayam besar yang umumnya telah divaksinasi," ujar alumnus sebuah lembaga pendidikan tinggi di Jerman ini.

Asal virus-virus itru dikenali  sejak 2003, sementara penelitian sebelumnya menyimpulkan, semua flu burung Indonesia berevolusi dari satu introduksi tunggal.

Virus diprediksi berasal dari satu unggas domestik di Cina Selatan, yang lalu mencapai kondisi endemik dan berkembang menjadi kelompok.

Mahardika menambahkan, kelompok genertik A,B dan C yang khas di masing-masing pulau yang semuanya bersikulasi di Pulai Jawa.

Namun temuan terakhir menunjukkan, isolat-isolat terbaru berbeda cukup jauh dengan kelompok A, B dan C, meskipun masih jelas berevolusi dari virus kelompok A.

Selain mengalami mutasi, beberapa virus baru itu juga mempunyai delesi kodon yang belum pernah terungkap sebelumnya.

Kejadian mutasi dan delesi merupakan signyal kemunculan virus yang berpotensi meningkatkan kapasitas untuk melompati barier spesies dan dapat menular secara mudah antarmanusia, ujar Mahardika. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010