Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai bahwa dunia internasional tidak dapat lagi membiarkan kekejaman Israel di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 1.000 warga Palestina terus berlanjut. "Saat ini sedang terjadi tragedi kemanusiaan yang tidak pernah terbayangkan, ... sudah melampaui batas, sebuah tragedi yang tidak mungkin umat sedunia membiarkan," kata Presiden Yudhoyono di Hotel Bidakara, Jakarta, Sabtu, mengenai agresi yang telah berlangsung sejak 27 Desember 2008 itu. Lebih lanjut Presiden mengungkapkan kekecewaannya terhadap lambatnya Dewan Keamanan PBB dalam mengeluarkan resolusi No.1860 dan pengabaian resolusi itu oleh Israel. Alasan itulah yang kemudian menjadi dasar bagi pemerintah Indonesia untuk terus mendorong pelaksanaan Sidang Darurat Majelis Umum PBB, katanya. Menurut Kepala Negara, apabila Israel bersikeras tidak mendengar seruan DK PBB maka biarlah dunia mendengar suara masyarakat internasional melalui resolusi Sidang Darurat Majelis Umum PBB yang berlangsung akhir pekan ini. Pada kesempatan itu Presiden juga menjelaskan komitmen Indonesia untuk membantu rakyat Palestina dengan cara mengirimkan bantuan obat-obatan, makanan, tenaga kesehatan dan uang tunai senilai 1 juta dolar AS. "Ada yang bertanya kenapa kita tidak mengirimkan sukarelawan untuk jihas, saya komunikasikan dengan para otoritas Palestina apa yang paling mereka butuhkan dan mereka katakan mereka tidak membutuhkan tambahan tank atau bom namun makanan dan obat-obatan," katanya. Presiden juga mengatakan bahwa seandainya gencatan senjata dapat terwujud di Gaza maka pemerintah Indonesia juga telah berkomitmen untuk terlibat dalam pengiriman pasukan penjaga perdamaian. Sementara itu akhir pekan ini Sidang Darurat Majelis Umum PBB mendesak gencatan senjata segera yang bertahan lama di Jalur Gaza, terutama penarikan pasukan Israel sepenuhnya dari wilayah itu. Dalam suatu resolusi tak mengikat yang diubah, badan yang beranggotakan 192 negara tersebut hampir dengan secara bulat memberi suara untuk mendesak "penghormatan penuh" resolusi No.1860 yang menyerukan "suatu gencatan senjata segera, bertahan lama dan sepenuhnya dipatuhi, terutama penarikan seluruh pasukan Israel dari Jalur Gaza. Resolusi itu diadopsi melalui perdebatan berjam-jam dengan suara 142 menerima, enam menolak, dan sisanya abstein. Resolusi Dewan Keamanan PBB 1860 juga menyerukan agar "tidak dihambatnya penyediaan dan distribusi bantuan kemanusiaan, termasuk bahan makanan, bahan bakar dan obat-obatan di seluruh Jalur Gaza".(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009