Seoul (ANTARA News/AFP) - Korea Selatan dan Korea Utara akan memulai kembali peruntingan membicarakan pengaktifan kawasan industri gabungan yang dibiayai Seoul, walaupun terjadi ketegangan dalam beberapa hari belakangan ini akibat penembakan artileri di perbatasan, kata para pejabat, Minggu.
Mereka akan bertemu di Kaesong , persis utara perbatasan yang dijaga ketat , Senin bagi tindak lanjut pembicaraan yang berakhir dengan kegagalan pada 21 Januari, kata kementerian unifikasi Seoul.
Korea Utara (Korut) akhir pekan lalu memberitahu Korea Selatan (Korsel) menyangkut keikutsertaannya dalam perundingan itu, yang menyetujui satu rencana yang diajukan delegasi Korsel untuk melintasi perbatasan masuk ke Kaesong, katanya.
Perundingan-perundingan terdahulu macet karena Pyongyang menekankan pada diskusi itu kenaikan upah yang tinggi bagi 42.000 warga Korut yang bekerja di 110 pabrik di Kaesong yang didanai Korsel, yang Seoul masih menolak membicarakannya.
Korsel malahan meminta perundingan 0itu harus dipusatkan pada akses lintas perbatasan yang lebih mudah ke Kaesong dan perumahan bagi para buruh Korut.
Perundingan itu dilakukan setelah negara komunis itu menembakkan ratusan perlu artileri dekat perbatasan laut yang disengketakan di Laut Kuning dari Rabu sampai Jumat.
Tidak ada yang cedera tetapi aksi itu memicu Korsel melepaskan tembakan peringatan dan tindakan itu semakin meningkatkan ketegangan antara dua negara bertetangga itu yang secara teknis tetap berada dalam perang sejak konflik itu tahun 1950-1953.
Perbatasan laut, yang ditetapkan akhir perang itu tetapi tidak pernah diakui Korut, telah menjadi satu sumber ketegangan antara kedua negara yang pada Nopember dan tahun 1999 dan 2002 terlibat bentrokan angkatan laut berdarah.
Korut menghentikan penembakan artileri tetapi Korsel mengawasi dengan ketat negara tetangganya yang sudah memberlakukan zona "larangan berlayar" yang membentang di perbatasan laut yang disengketakan itu, berlaku sampai 29 Maret.
Sehari menjelang perundungan di Kaesong, Seoul menyatakan pihaknya tidak banyak menaruh harapan bahwa perundingan nanti tidak akan memberikan hasil nyata.
"Kami tetap tidak berubah. Tuntutan Korut untuk membayar upah yang tinggi seharusnya tidak masuk dalam agenda untuk dibicarakan dalam perundingan Senin nanti." kata juru bicara kementerian unifikasi kepada AFP, Minggu.
Pyongyang membuat Seoul kesal karena menuntut kenaikan upah menjadi 300 dolar per bulan untuk para karyawan di Kaesong , dari sebuah sekarang sekitar 75 dolar marah.
Kaesong , satu-satunya proyek rekonsiliasi lintas perbatasan masih berfungsi sejk tahun 2004, yang dirancang untuk menggabungkan tenaga buruh yang murah di Korut dan modal dan keahlian yang dimiliki Korsel .
Tetapi pengoperasiannya sering terganggu akibat ketegangan politik.
Kawasan industri itu memproduksi peralatan dapur tekstil, elektronika dan barang industri ringan lainnya.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010