Jumlah tersebut terdiri dari pengunjung dewasa, mahasiswa dan pelajar
Jakarta (ANTARA) - Pengunjung Museum Sejarah Jakarta menurun drastis selama masa PSBB transisi rentang Juni hingga Agustus 2020, yakni sebanyak 6.539 orang.
"Jumlah tersebut terdiri dari pengunjung dewasa, mahasiswa dan pelajar baik yang umum maupun rombongan," kata Kepala Unit Pengelola Museum Kesejarahan Jakarta Sri Kusumawati di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan, jika dibandingkan sebelum pandemi Covid-19 pada Januari hingga awal Maret 2020, jumlah pengunjung sebanyak 121.205 orang.
Kemudian data jumlah pengunjung pertengahan Maret hingga Mei 2020 tidak ada, sebab Museum Sejarah Jakarta ditutup saat dimulainya masa PSBB.
Baca juga: Museum Kesejarahan Jakarta juga tutup selama PSBB total
Sri mengatakan di masa PSBB transisi, seluruh pengunjung Museum Sejarah Jakarta adalah wisatawan lokal, tanpa adanya wisatawan asing.
Salah satu faktor yang membuat menurunnya pengunjung yakni adanya pembatasan pengunjung sesuai protokol kesehatan. Satu rombongan pengunjung dibatasi hanya maksimal 15 orang.
Museum Kesejarahan Jakarta di kawasan Kota Tua, Tamansari, Jakarta Barat memastikan akan tutup selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total mulai 14 September 2020.
"Iya, museum juga yang termasuk akan ditutup," kata Sri
Baca juga: Wakil Ketua DPRD DKI usulkan Museum Kota Tua disewakan untuk rapat
Penutupan museum tersebut mengikuti ketetapan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, yang resmi "menginjak rem darurat" dengan mencabut kebijakan PSBB transisi dan mengembalikannya kepada kebijakan PSBB yang diperketat.
Adapun museum yang tergabung dalam Museum Kesejarahan Jakarta yakni Museum Sejarah Jakarta, Museum Joang 45, Museum Prasasti dan Museum MH Thamrin.
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020