Batam (ANTARA News) - Kapal pengawas perikanan seharga sekitar Rp14,3 miliar, Minggu, tampak masih terparkir di dok kapal di Nongsa Point Marina Batam, Kepulauan Riau, dan belum dioperasikan.
"Kapal itu memang belum jalan, sejak 28 Januari lalu belum ke mana-mana," kata Humas Nongsa Point Marina Ricky.
Sejak acara serah terima dengan Menteri Perikanan dan Kelautan, kapal itu belum dioperasikan dan hanya labuh tambat di resort mewah Nongsa Point Marina.
Padahal, kata dia, untuk biaya parkir, setiap bulan pengelola kapal harus membayar sekitar Rp3 juta.
"Tapi, mungkin ada harga khusus karena ini punya goverment. Tapi, saya tidak tahu pasti," kata dia.
Beberapa waktu lalu, Sekjen Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara), Riza Damanik, berpendapat bahwa untuk monitoring terumbu karang cukup dengan kapal sederhana seharga Rp20 juta hingga Rp40 juta dan tidak berbobot besar.
Ia menambahkan bahwa untuk menyelamatkan terumbu karang pemerintah hanya butuh menghentikan pembuangan limbah ke laut, selain melarang penggunaan pukat harimau atau trawl, dan mengoptimalkan pendidikan lingkungan bagi masyarakat kepulauan.
Terkait pembelian kapal pengawas ini rencananya DPR akan memanggil Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad untuk dimintai penjelasan pada Senin (1/2).
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010