Den Haag (ANTARA News) - Hasni salah seorang mahasiswa Indonesia yang sedang studi di The Hague University, Den Haag, Belanda, kehilangan barang berharga setelah kamarnya dibobol maling, Jumat sore (29/1) hingga mengalami kerugian sekitar 2000 euro atau Rp28 juta.
Korban, Hasni, mahasiswi program master akuntansi ini, mengaku kaget saat mendapati kamarnya telah berantakan. "Isi lemari acak-acakan, kertas berantakan sana-sini. Sepertinya maling itu, tidak ingin melewatkan sedikitpun barang berharga yang saya miliki, yang mungkin bisa menghasilkan uang," kata dia.
Kasur pun, terlihat berantakan dan posisinya telah bergeser. "Kemungkinan, maling tersebut menduga bila masih ada barang-barang berharga lainnya yang tersimpan dibawah kasur." jelas mahasiswa asal Palembang ini.
Barang-barang elektronik, seperti laptop, external memory, charger dan batterei kamera canon, kamus elektronik, handycam, printer, memory stick, emas (gelang dan cincin), semuanya ludes digasak maling tersebut.
"Saya tidak tahu mau berbuat apalagi, semuanya sudah habis. Yang menyedihkan karena semua file tugas-tugas kuliah dan kantor termasuk beberapa data lembaga yang sedang dalam proses audit, semuanya diambil," ungkapnya dan menambahkan bahwa rekan sekamarnya pun, mengalami hal yang sama.
Menurut Hasni, sepertinya, maling tersebut telah lama mengintai gerak-gerik mereka dan mengetahui secara pasti kapan mereka tidak berada dalam kamar. "Rekan sekamar saya itu, keluar sekitar jam 15.00 sore dan saya kembali ke kamar menjelang maghrib, sekitar pukul 16.30, dan terkejut mendapati isi kamar berantakan," paparnya.
Dirinya pun segera melaporkan peristiwa ini ke pihak agen housing untuk pelajar Internasional, DUWO, tidak jauh dari tempat tinggal mereka. Dalam beberapa jam kemudian, polisi tiba dan melakukan penyelidikan.
"Tetapi, sepertinya polisi juga tidak dapat berbuat banyak karena mereka tidak berhasil mengidentifikasi sidik jari para pelaku. Kemungkinan, mereka memakai sarung tangan saat beraksi," ujar Hasni seraya mengaku pasrah dan mengupayakan agar pihak asuransi dapat mengganti semua kerugian yang dialaminya.
Yang mengherankan kata dia, dari ratusan kamar yang berada di "red building Stampkartplein" (sebutan bangunan asrama mahasiswa internasional) ini, kamar dia yang satu-satunya menjadi sasaran pelaku pencurian itu.
Kasus pencurian yang terjadi di sekitar asrama mahasiswa internasional ini, yang terletak di kawasan kampus, cukup meresahkan mahasiswa lainnya. Kasus pencurian ini, bukan hal yang pertama terjadi.
Menurut mahasiswa lainnya yang pernah menetap di "red building Stampkartplein" tersebut, kasus ini pernah menimpa beberapa mahasiswa asing lainnya pada tahun-tahun sebelumnya. Namun hingga saat ini, belum pernah terdengar kabarnya bila pihak polisi telah berhasil menangkap para pelaku tersebut.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010