Surabaya (ANTARA News) - Ketua Umum DPP Partai Bulan Bintang (PBB) M.S. Kaban berkeluh-kesah di depan kadernya yang menghadiri Musyawarah Wilayah (Muswil) PBB Jawa Timur di Surabaya, Jumat.

Kapan mengatakan bahwa merosotnya perolehan suara partai berlambang bulan dan bintang pada Pemilu 2009 dibandingkan perolehan suara 2004 lalu, karena adanya kecurangan secara sistematis.

"Kami bukan mengkambinghitamkan kecurangan itu, tapi ini fakta yang tak bisa dibantah lagi," katanya di depan ratusan kader yang menghadiri acara itu di Asrama Haji Sukolilo Surabaya.

Ia mengungkapkan, dalam perebutan suara di tingkat kecamatan, PBB mampu mengumpulkan sekitar 8.000 suara.

"Akan tetapi, makin ke ujung suara partai ini, makin habis," kata ketua partai politik yang dalam pemilu lalu hanya meraup dua juta suara sehingga tidak mencukupi ambang batas perolehan suara (electoral threshold) itu.

Selain akibat kecurangan sistematis, minimnya perolehan suara partainya itu juga disebabkan banyak kepala daerah yang berkhianat.

Ia menyebutkan, di Indonesia ini ada 11 gubernur yang pencalonannya melalui partai politik yang dideklarasikan pada Agustus 1998 itu.

"Namun, begitu mendekati Pemilu 2009 para gubernur yang kami usung itu ramai-ramai mengundurkan diri dan memilih menyeberang ke partai lain," kata Kaban.

Padahal, pada saat berupaya mendapatkan surat rekomendasi, para gubernur itu berkomitmen memperjuangkan partai politik bernomor urut 27 pada Pemilu 2009 itu.

"Demikian juga dengan pemerintah sekarang. Dulu, sebelum pemilihan, merayu-rayu PBB dengan mengatakan, kami tidak akan maju kalau tidak didukung PBB. Setelah jadi, `mafi` (janji kosong) semua," kata mantan Menteri Kehutanan pada Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid I itu.

Oleh sebab itu, dia mendorong para kadernya di daerah, terutama yang memiliki suara di lembaga legislatif untuk mencalonkan diri dalam pemilihan kepala daerah.

"Kalau semuanya memungkinkan untuk maju, tidak ada alasan bagi kader partai ini untuk mundur," katanya.

Kaban mengaku dengan perolehan dua juta suara pada Pemilu 2009 lalu, langkah PBB selanjutnya sangat berat.

"Tetapi kami tetap bangga karena dua juta suara PBB ini berasal dari pemilih fanatik, rasional, dan cerdas. Mereka tidak terbeli oleh siapa pun," katanya.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010