"Pengusaha anggota GPEI (Gabungan Perusahaan Eksportir Indonesia) Sumut senang dengan diresmikan NSW itu oleh Presiden melalui teleconference pada Jumat (29/1), dan diharapkan layanan NSW bisa semakin optimal dari dewasa ini," kata Sekretaris Eksekutif GPEI Sumut, Sofyan Subang, di Medan, Jumat.
Dia menyebutkan, NSW atau pelayanan satu pintu di Pelabuhan Belawan itu hingga dewasa ini belum dirasakan manfaatnya 100 persen karena masih banyak sistim yang belum tersinkronisasi secara baik.
Pelayanan yang menjanjikan proses secara "online" ternyata masih dilakukan secara manual.
Salah satu contoh ketidaksinkronan antara pemerintah dan Bea Cukai Belawan seperti tidak lengkapnya data ekspor dan eksportir pengguna jasa di Belawan.
Selain itu, persoalan karantina di Belawan yang masih belum maksimal, baik secara kinerja dan juga persediaan alat.
Dengan data yang tidak lengkap, sistim yang belum tersinkronisasi dan sarana yang masih minim, kemungkinan terjadinya ekspor dan impor ilegal seperti selama ini masih sangat memungkinkan terjadi lagi termasuk layanan yang lambat.
Layanan di Belawan yang belum memadai itu juga ditandai dengan belum dijalankannya sistem pelayanan 24 jam di pelabuhan itu sesuai kebijakan pemerintah.
"Tidak heran kalau meski sudah ada NSW masih terjadi antrian barang untuk ekspor maupun impor," katannya.
Pengusaha Sumut, Laksamana Adyaksa, mengatakan peresmian NSW di Belawan oleh Presiden Yudhoyono diharapkan bisa semakin memberi manfaat pada pengusaha.
"Pelabuhan Belawan diharapkan harus terus membenahi diri, khususnya dalam menjalankan NSW karena nantinya layanan satu pintu itu juga meluas ke ASEAN," kata Laksamana yang juga Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010