Sukabumi (ANTARA News) - Sebanyak 300 ekor ayam kampung yang mati mendadak di dua RW yakni di RW 05 dan 11 Kampung Anggayuda, Desa Pamuyuran, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dinyatakan positif terjangkit virus H5N1 atau flu burung.
"Setelah dilakukan pengujian cepat (rapid test) terhadap ayam yang mati menunjukan, ayam yang mati mendadak disebabkan oleh virus flu burung. Uji rapid ini tingkat kepercayaannya sampai 70 persen," kata Kabid Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner dr Asep Kurnadi usai melakukan pengambilan sampel darah ayam, Jumat.
Kendati demikian, kata dia, pihaknya akan tetap mengambil sampel darah ayam tersebut untuk diuji di laboratorium di Bandung untuk mengetahui lebih tepat apakah ayam yang mati tersebut 100 persen karena virus flu burung atau bukan.
Untuk mengantisipasi penyebaran virus itu, kata dia, ayam yang masih hidup akan dikarantina dan diberi vitamin agar kekebalan tubuhnya meningkat.
"Bila ada warga yang menemukan ayam yang sakit, diminta segera laporkan kepada pihak desa dan langsung mengubur atau membakarnya. Penyebaran virus ini sangat cepat, sehingga masyarakat yang memelihara ayam harus selalu waspada dan membersihkan kandang ayam dengan desinfektan," tuturnya.
Sementara itu, Ketua RW 05 Desa Pamuyuran Mimi Mintarsih menyebutkan, kejadian seperti ini sudah berlangsung selama satu minggu.
"Hingga saat ini, ayam yang mati mendadak mencapai 300 ekor yang berada di RW 05 dan RW 12. Pada awalnya, kami tidak mengetahui ada ayam yang mati mendadak, tetapi lama kelamaan ayam yang mati mendadak tersebut jumlahnya terus bertambah," katanya.
Menurut dia, warga sekitar seringkali menemukan bangkai ayam yang sudah membusuk karena sebelum mati ayam-ayam tersebut tidak menunjukkan gejala sakit dan langsung tiba-tiba mati.
Salah seorang warga setempat, Ence, mengatakan, sejumlah warga menguburkan ayam yang telah mati karena khawatir penyakit yang menyerang ayam mati mendadak ini menjalar ke ayam lain.
Menurut dia, sementara waktu ini pihaknya hanya mengamankan ayam-ayamnya yang masih hidup dan memberikan disinfektan untuk mencegah kembali kematian mendadak ayamnya tersebut. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010