Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Jumat sore merosot di atas angka Rp9.350 karena pelaku masih tetap melepas mata uang Indonesia itu untuk mencari untung setelah hari sebelumnya menguat.
Pelaku pasar melepas rupiah karena hari sebelumnya menguat setelah aksi demo mahasiswa yang diperkirakan menimbulkan kerusuhan berjalan dengan tenang dan damai, kata Analis PT Valbury Asia Securities, Krisna Dwi Setiawan di Jakarta, Jumat.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar turun menjadi Rp9.365-Rp9.375 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.320-Rp9.330 atau melemah 45 poin.
Krisna Dwi Setiawan mengatakan, penurunan rupiah pada Jumat sore ini agak berkurang karena Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi pasar dengan membeli rupiah.
BI berusaha mengurangi tekanan pasar yang terus negatif terhadap rupiah dengan melepas cadangan dolar AS dan membeli rupiah, ucapnya.
Rupiah, lanjut dia, pada pekan depan diperkirakan akan berada dalam kisaran Rp9.350 sampai Rp9.400 per dolar AS, karena pada posisi aktivitas kegiatan perdagangan antara eksportir dan importir berjalan dengan baik.
Posisi rupiah di level tersebut cukup positif bagi eksportir dan importir, ucapnya.
Menurut dia, rupiah juga mendapat tekanan dengan melemahnya bursa Wall Street yang menekan Bursa Efek Indonesia (BEI) sehingga mata uang lokal terus terpuruk.
Saham Wall Street melemah, karena data tenaga kerja dan manufaktur AS cenderung negatif dari perkiraan sebelumnya, ucapnya.
Ia mengatakan, kondisi ini tidak akan lama, karena pelaku asing tetap akan bermain di pasar domestik bermain di pasar saham dan pasar uang, mengingat pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun terus meningkat.
"Kami optimis pasar masih mencari kemungkinan untuk mendorong rupiah membaik lebih lanjut, ujarnya.
Rupiah, menurut dia, kemungkinan akan sulit untuk dapat kembali di angka Rp9.160 per dolar AS karena faktor positif pasar masih belum ada. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010