Sebuah Embrio Perwujudan "Copenhagen Accord" dan "Green NTB"
Jakarta, 29/1 (ANTARA) - Kepala Badan Litbang Kehutanan memimpin tim Badan Litbang Kehutanan - Korea dalam acara audiensi program bersama Indonesia-Korea dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tengara Barat di kota Mataram. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menyambut gembira program bersama Korea-Indonesia yaitu Adaptasi dan Mitigasi perubahan Iklim di bidangKehutanan melalui kegiatan Afforestasi/Reforestasi Clean Development Mechanism (A/R CDM) dan Reducing Emission from Deforestation and Forest Degradation (REDD), dalam Demonstration Activities (DA) sebagai embrio model implementasi "Copenhagen Accord"
Kehadiran program bersama yang diprakarsai Badan Litbang Kehutanan dan Korea International Cooperation Agency (KOICA) ini, dilihat sebagai concrete action oleh Pemerintah Nusa Tenggara Barat, terutama untuk mendukung program "Green Nusa Tenggara Barat". Kegiatan utama rehabilitasi lahan kritis ini berlokasi di Lombok Timur dan Lombok Tengah. Selain kegiatan mitigasi dan adaptasi, side effect yang akan terbangun adalah model pengembangan masyarakat lokal berdasar pengalaman spesifik Korea sebagaimana amanatprogram REDD Plus.
Dengan antusias, Sekretaris Daerah Provinsi mengharap transfer knowledge dan sustainability program dapat diwujudkan. Program bersama ini sekaligus adalah harapan "PERMATA, Penyelamatan Sumber Mata Air" Provinsi Nusa Tenggara Barat yang saat ini menyiratkan bahwa masyarakat semakin sulit memperoleh air khususnya di musim kemarau. Beliau menyampaikan bahwa Pulau Lombok adalah salah satu pulau yang "menarik" perhatian kalangan internasional, dan berharap kegiatan program bersama ini dapat menjadi contoh sekaligus bersinergi dengan agenda kegiatan organisasi internasional lain di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Terlepas perjuangan negosiasi internasional tentang kepastian kompensasi kegiatan A/R CDM dan REDD, program ini melangkah, mengerjakan apa yang bisa dibaktikan serta 'turun tanah' dengan jargon MAKING THE WORLD GREEN.
Untuk keterangan lebih lanjut, silakan menghubungi Masyhud, Kepala Pusat Informasi Kehutanan, Departemen Kehutanan
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2010