Jakarta (ANTARA) - Walt Disney Co "sangat senang" dengan hasil awal perilisan "Mulan" yang tidak biasa yakni melalui platform Disney+ dan di bioskop beberapa negara lain yang tidak memiliki layanan tersebut.

"Kami sangat senang dengan apa yang kami lihat selama akhir pekan Hari Buruh," kata Chief Financial Officer, Christine McCarthy dalam the Citi 2020 Global Technology Conference dilansir Reuters, Kamis.

"Mulan" merupakan sebuah film yang diangkat dari animasi klasik Disney dengan biaya produksi 200 juta dolar Amerika. Film tersebut dirancang untuk menarik penonton di China, namun menjadi kontroversi lantaran dukungan pemeran utamanya terhadap polisi Hong Kong.

Selain itu, sebagian film ini dibuat di wilayah Xinjiang yang merupakan tempat tindakan keras China terhadap Uighur dan muslim lainnya yang telah dikritik oleh beberapa pemerintah termasuk Amerika Serikat dan kelompok Hak Asasi Manusia.

Disney awalnya berencana untuk merilis film "Mulan" di seluruh dunia pada bulan Maret, tetapi membatalkan rencana tersebut lantaran pandemi virus corona.

McCarthy mengatakan Disney akhirnya memutuskan untuk memutar "Mulan" secara daring melalui Disney+.

"Itu bukan keputusan yang mudah karena ada begitu banyak faktor katanya yang berperan di sini," ujar McCarthy.


Baca juga: Gerakan #BoycottMulan mencuat di Hong Kong sampai Thailand, mengapa?

Baca juga: Berperan sebagai kaisar di "Mulan", Jet Li bantah sakit keras

Baca juga: Joshua Wong serukan pemboikotan film Mulan

Penerjemah: Maria Cicilia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020