London (ANTARA News/AFP) - Harga minyak di London turun lagi pada Kamis waktu setempat di tengah kekhawatiran atas ancaman terhadap pemulihan global dan karena pimpinan raksasa minyak Saudi

Aramco berusaha untuk meredakan kekhawatiran internasional tentang menyusutnya stok minyak mentah.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Maret, turun 52 sen menjadi 73,15 dolar per barel pada 1750 GMT.

Minyak mentah London jenis Brent North Sea untuk pengiriman Maret merosot 57 sen menjadi 71,67 dolar, memperpanjang penurunan tajam pada Rabu.

Pada Kamis, kepala raksasa minyak Saudi Aramco menyerang retorika "menyesatkan" bahwa dunia menghentikan sendiri dari bahan bakar fosil, mengatakan hal itu tidak memberikan rasa percaya diri kepada produsen untuk terus berinvestasi untuk produksi di masa depan.

Khalid Al Falih, pimpinan dan kepala eksekutif Aramco mengatakan kepada sebuah sesi Forum Ekonomi Dunia mengenai prospek energi global: "Kami merasa bahwa seluruh isu yang muncul ke permukaan menciptakan banyak kekhawatiran tentang puncak minyak di belakang kami."

Pimpinan perusahaan produsen minyak terbesar di dunia itu menambahkan bahwa perusahaannya mampu mempertahankan bantalan empat juta barel per hari kapasitas cadangan bahkan jika permintaan global meningkat.

"Kami tidak percaya pada puncak minyak," katanya kepada wartawan kemudian.

Namun, bos minyak bumi tetap tidak yakin.

"Masalah puncak minyak tetap," kata Thierry Desmarest, kepala dari raksasa Prancis, Total.

"Menurut pendapat kami, maka akan sangat sulit untuk meningkatkan produksi minyak seluruh dunia di atas 95 juta barel per hari, yang adalah 10 persen lebih dari hari ini."

Masalahnya bukanlah salah satu dari cadangan memadai tetapi bahwa "banyak itu sulit dihasilkan."

Sementara itu di Amerika Serikat -- konsumen energi terbesar di dunia -- pemerintah pada Rabu mengatakan persediaan minyak mentah merosot 3,9 juta barel dalam pekan yang berakhir 22 Januari.

Di tempat lain pada Kamis, Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan akan mengorganisir dua hari konferensi industri minyak pada akhir Februari untuk membahas faktor-faktor yang mempengaruhi pasar minyak mentah, termasuk spekulasi.

Pertemuan di Tokyo pada 25-26 Februari akan berdebat "berbagai isu pasar "dan akan melihat" faktor-faktor utama yang mempengaruhi tren harga," kata seorang IEA.

"Spekulasi pasti akan menjadi salah satu item pada agenda," katanya.

Regulator pasar komoditas AS bulan lalu menyajikan proposal untuk membatasi spekulasi di pasar energi sebagai bagian dari reformasi yang lebih luas dari sistem keuangan. (*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010