Gaza (ANTARA News/Reuters) - Kelompok pejuang garis keras Hamas, yangmenolak tuduhan kejahatan perang dalam sebuah laporan PBB, menyatakan,Kamis, tiga warga sipil Israel yang tewas dalam serangan roket olehanggotanya selama ofensif Israel ke Gaza tahun lalu terkena tembakansecara tidak sengaja.
Hamas mengatakan, penjelasan itumerupakan bagian dari laporan 52 halaman yang mereka keluarkan untukmenanggapi laporan PBB mengenai perang Gaza tahun lalu oleh panel yangdipimpin ahli hukum internasional Richard Goldstone, yang menuduhkelompok itu menyerang warga sipil.
"Pembunuhan tiga warga sipil Israel seperti yang dituduhkan Israel dandisebutkan dalam laporan Goldstone merupakan hal yang tidak disengajadan sasaran serangan adalah instalasi militer di dalam kota-kotaZionis," kata Salah al-Bardaweel, seorang pejabat senior Hamas.
"Para pejuang perlawanan telah diperingatkan agar tidak menyerang sasaran sipil," katanya.
Ini merupakan yang pertama kali seorang pemimpin Hamas menyebutkematian warga sipil Israel dalam serangan merupakan hal yang tidakdisengaja.
Kelompok pejuang Palestina itu bertanggung jawab atas kematian ratusanwarga sipil Israel dalam serangan-serangan bom bunuh diri sejak 1990-an.
Seorang pejabat Hamas yang menolak disebutkan namanya membelaserangan-serangan bunuh diri itu sebagai hal yang dibenarkan sebagaipembalasan atas pembunuhan warga sipil Palestina selama pendudukanIsrael.
Hamas juga tidak meminta maaf atas penembakan roket-roket rakitan yangtidak tepat sasaran ke kota Israel selatan dalam beberapa tahunterakhir, yang umumnya tidak menimbulkan korban.
Hamas dan kelompok pejuang garis keras lain menembakkan ratusan roket ke wilayah Israel selama perang Gaza.
Laporan Dewan Hak Asasi Manusia PBB yang disusun oleh Goldstone menuduhbaik Israel maupun kelompok-kelompok Palestina melakukan kejahatanperang selama konflik 22 hari itu.
Proses perdamaian Timur Tengah macet sejak konflik itu, dan Jalur Gazayang dikuasai Hamas masih tetap diblokade oleh Israel.
Perbatasan Gaza umumnya tenang sejak gencatan senjata yang mengakhiriperang yang diluncurkan Israel terhadap Hamas di wilayah pesisirtersebut antara 27 Desember 2008 dan 18 Januari 2009.
Gencatan senjata itu umumnya dipatuhi meski terjadipelanggaran-pelanggaran oleh kedua pihak, dan Hamas juga dianggapberhasil mengendalikan Jihad Islam agar tidak melakukan serangan kenegara Yahudi tersebut.
Hamas, yang menguasai Jalur Gaza dua setengah tahun lalu, masihterlibat dalam konflik dengan Israel, yang menarik diri dari wilayahpesisir itu pada 2005 namun tetap memblokadenya.
Perang di dan sekitar Gaza meletus lagi setelah gencatan senjata enam bulan berakhir pada 19 Desember 2008.
Israel membalas penembakan roket pejuang Palestina ke negara Yahuditersebut dengan melancarkan gempuran udara besar-besaran dan serangandarat ke Gaza dalam perang tidak sebanding yang mendapat kecaman dankutukan dari berbagai penjuru dunia.
Pasukan Israel juga berulang kali membom daerah perbatasan Gaza denganMesir sejak mereka memulai ofensif pada 27 Desember 2008 dalam upayamenghancurkan terowongan-terowongan penyelundup yang menghubungkanwilayah miskin Palestina itu dengan Mesir.
Angkatan udara Israel membom lebih dari 40 terowongan yangmenghubungkan wilayah Jalur Gaza yang diblokade dengan gurun Sinai diMesir pada saat ofensif itu dimulai.
Terowongan-terowongan yang melintasi perbatasan itu digunakan untukmenyelundupkan barang dan senjata ke wilayah Jalur Gaza yang terputusdari dunia luar karena blokade Israel sejak Hamas menguasainya pada2007.
Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelahmengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina MahmoudAbbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.
Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel.Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yangdikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas.
Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010
teroris itu suatu kelompok yg kerjaannya cuma membom warga2 sipil di suatu wilayah aman sedangkan Isroil itu suatu negara yg memiliki kedaulatan dr PBB dan ia mempertahankan wilayahnya dr serangan2 teror Hamas yg menargetkan warga2 sipil Isroil.
jika Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris, maka aku sebaliknya, menetapkan Uni Eropa, Israel dan AS sebagai \'the true icon of terorrist\' jika media massa Indonesia takut menyebut mereka dg sebutan teroris
maka dg tegas aku ucapkan merekalah PARA TERORIS SEJATI, terima kasih.