Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang menyebutkan terdapat selisih 1.467 kasus COVID-19 antara data yang tercatat oleh Satgas Penanganan COVID-19, namun tidak ditemukan saat diverifikasi oleh pemerintah daerah setempat.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam di Semarang, Rabu, mengatakan temuan perbedaan data itu didasarkan atas pengecekan yang dilakukan satu per satu dan menyeluruh.
"Setelah kami dapat data dari pusat, kami verifikasi satu per satu," katanya.
Dari data sekitar 2.600 kasus yang tercatat oleh pusat, kata dia, ternyata 1.467 kasus di antaranya tidak di temukan di Semarang.
Baca juga: Wali Kota: Umumkan kasus COVID tanpa konfirmasi bisa picu keresahan
Baca juga: Sepekan, kebakaran di Undip hingga peningkatan pesawat tempur F-16
Selain itu, terdapat pula data kasus non-aktif yang masih dihitung sebagai kasus aktif di pusat.
"Selain itu juga ada pula data ganda serta data hasil pengecekan di laboratorium yang masih kosong," katanya.
Ia mengharapkan pemerintah pusat mengecek langsung data yang dimilikinya ke pemerintah daerah masing-masing.
Sementara itu, hingga hari ini tercatat 535 pasien yang terkonfirmasi COVID-19 masih menjalani perawatan.
Adapun data pasien positif COVID-19 yang meninggal di Kota Semarang mencapai 670 kasus.*
Baca juga: Pemain PSIS jalani tes usap di lobi DPRD Kota Semarang
Baca juga: Akpol Semarang: Tidak ada riwayat penularan taruna dari dalam sekolah
Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020