Parigi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, telah menyalurkan dan mencairkan dana stimulan rumah rusak sedang dan ringan kepada 4.350 jiwa korban gempa di kabupaten tersebut.
"Data penerima stimulan bencana alam gempa bumi Parigi Moutong sebanyak 5.012 jiwa, dan yang sudah tersalurkan sebanyak 4.350 jiwa," kata Pejabat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Parigi Moutong Tri Nugraha, di Parigi, Rabu.
Dia menjelaskan hingga kini masih tersisa sekitar 662 jiwa warga penerima stimulan yang belum tersalurkan, sebab dari hasil verifikasi dan validasi data terjadi perubahan status dari rusak sedang menjadi rusak ringan, bahkan ada yang tidak memenuhi syarat.
Oleh karena itu, pemerintah setempat sedang berupaya mengakomodasi, warga yang sebelumnya tidak terdata dimasukkan kembali, lalu diusulkan sebagai calon penerima stimulan.
Baca juga: PMI salurkan bantuan nontunai untuk korban gempa di Parigi Mautong
Baca juga: PMI manfaatkan radio salurkan aspirasi korban bencana Sulteng
"Sampai dengan penyaluran dana stimulan tahap dua, masih ada masyarakat memasukkan data ke kami. Olehnya kami tidak memiliki kewenangan mengunci data penerima stimulan," ujar Kepala Bidan Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Parigi Moutong ini.
Sesuai data yang dirilis BPBD setempat, rumah rusak akibat dampak gempa 28 September 2018 yang dirasakan kuat di kabupaten itu sekitar 5.012 rumah, terdiri dari rusak sedang berjumlah 918 dan rusak ringan 4.094.
"Hingga kini masih ada data yang dimasukkan masyarakat khusus untuk stimulan sekitar 3.000 jiwa. Data itu tetap kami tampung. Mudah-mudahan ada solusi agar data 3.000 jiwa itu bisa mendapat bantuan yang sama," kata Nugraha menambahkan.
Dia mengatakan pemerintah setempat optimis rehabilitasi dan rekonstruksi rumah rusak di kabupaten itu dapat terselesaikan di akhir 2020, sebab penanganannya hanya pada rumah rusak berat dan ringan.
Di mana rumah rusak sedang mendapat bantuan uang tunai Rp25 juta dan rusak sedang Rp10 juta, dan model penyaluran langsung ke rekening penerima, tidak lagi menggunakan pola kelompok pengawas.
"Kami berharap dengan bantuan tersebut paling tidak bisa meringankan beban mereka yang sudah lama menunggu dana ini untuk perbaikan rumah," demikian Nugraha.*
Baca juga: Setahun bencana Sulteng - Akademisi luncurkan buku
Baca juga: Santunan duka korban gempa di Parigi Moutong segera cair
Pewarta: Muhammad Arshandi/Moh Ridwan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020