Jakarta (ANTARA News) - Grup tari asal Amerika Serikat, ODC (Oberlin Dance Collective) yang tergabung dalam DanceMotion USA akan mempertunjukkan kebolehan mereka di Galeri Tari Salihara, Jakarta pada Jumat (29/1) dan Sabtu (30/1).
Menurut sutradara artistik ODC, Brenda Way, di Jakarta, Kamis, pertunjukan ini merupakan salah satu wujud diplomasi kebudayaan yang membolehkan para penari dapat bertukar tarian dan memahami serta mempromosikan kebudayaan masing-masing.
Pementasan penari ODC di Jakarta merupakan salah satu rangkaian acara mereka dalam perjalanan se-Asia Tenggara, Burma, Indonesia dan Thailand yang dimulai sejak 24 Janurai hingga 21 Februari 2010.
Sebelum melakukan pementasan yang terbuka untuk umum itu, kelompok yang beranggotakan sepuluh penari tersebut terlebih dahulu menyempatkan diri untuk bertemu dan melakukan lokakarya dengan para penari dari Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Jakarta.
Para penari asing tersebut terlihat sangat penuh konsentrasi dalam melakukan latihan tari tradisional asal DI Aceh, yaitu tari "Sedati" dan "Saman" pada kesempatan lokakarya dengan penari IKJ yang di pimpin oleh maestro tari Aceh Indonesia, Marzuki Hasan.
Menurut Marzuki, meskipun gerakan mereka masih kaku, tetapi mereka dapat dengan cepat mempelajari berbagai gerakan kedua tarian tersebut, namun mereka memiliki semangat yang tinggi untuk mengikuti semua petunjuk yang sudah ia berikan.
Rencananya, para penari ODC ini akan mementaskan tiga tarian yang berjudul "Origins of Flights", "Unintended Consequences: A Meditation" dan "24 Exposures" yang masing-masing menceritakan berbagai segi kehidupan manusia baik dalam aspek sosial dan pribadi.
Dalam acara yang akan digelar pada hari Jumat (29/1), pihak ODC juga turut mengundang sekitar 50 pelajar dari sekolah dan beberapa anak panti asuhan setempat untuk menyaksikan seni tari asal Amerika ini.
"Tari merupakan sebuah bahasa yang dapat dimengerti semua orang, karena semua orang dapat menirukan gerakan dari berbagai macam tarian tanpa butuh penerjemahan, hal itu juga dapat mempersatukan beragam kebudayaan di dunia," ujar Brenda.(*)
Oleh
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010