UMKM memiliki pangsa sekitar 99 persen atau lebih dari 60 juta unit dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia.
Bandung (ANTARA) - Rumah Zakat menargetkan dapat membantu 50.000 usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) melalui dana wakaf dan hingga saat ini telah menyalurkan bantuan wakaf kepada 1.204 UMKM yang tersebar di 24 kota/kabupaten.
"UMKM memiliki pangsa sekitar 99 persen atau lebih dari 60 juta unit dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia. Dan kini ada banyak UMKM yang terdampak pandemi COVID-19. Karena itu membantu UMKM yang merupakan tulang punggung negara sama dengan membantu perekonomian bangsa," kata CEO Rumah Zakat Nur Efendi di Bandung, Jawa Barat, Rabu.
Nur Effendi mengatakan sebagai upaya menghadapi ancaman resesi ekonomi di Indonesia, Rumah Zakat hari ini meluncurkan Kolaborasi Kebaikan yang merupakan optimalisasi dana ZISWAF melalui serangkaian program pemberdayaan.
Baca juga: Kolaborasi dibutuhkan untuk digitalisasi UMKM di kala pandemi
Program tersebut di antaranya adalah Wakaf UMKM, Sahabat Kebaikan, hingga qurban.
Wakaf UMKM adalah optimalisasi dana wakaf untuk membantu para pelaku UMKM dengan tetap memperhatikan aturan-aturan Syariah dari wakaf.
Sementara itu, Sahabat Kebaikan merupakan program yang sejalan dengan agenda padat karya yang diinisiasi pemerintah sebagai upaya menurunkan angka pengangguran akibat terdampak pandemi COVID-19.
Melalui program Sahabat Kebaikan, kata Efendi, Rumah Zakat mengajak masyarakat menjadi bagian dalam melakukan sosialisasi, edukasi, dan penghimpunan dana ZISWAF untuk disalurkan kepada mereka yang terdampak COVID-19 melalui program pemberdayaan.
"Berdasarkan hasil penelitian Purwanti (2020) setiap Rp1 miliar zakat yang berhasil dihimpun akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,12 persen," kata dia.
Baca juga: Digitalisasi UMKM bisa jadi peluang tingkatkan PDB Indonesia
Namun dari potensi zakat nasional sebesar Rp233,8 triliun, baru 4,3 persen yang terhimpun pada 2019 atau sekitar Rp10 triliun.
"Adanya Sahabat Kebaikan diharapkan mampu mengoptimalkan penghimpunan dana ZISWAF sehingga kita dapat turut menggerakkan ekonomi Indonesia," tutur Efendi.
Selain itu Rumah Zakat juga berkolaborasi dengan mitra perbankan yakni Bank Mega Syariah dan Bank Jatim Syariah untuk meluncurkan program Tabungan Qurban (Taqur).
Baca juga: Rumah Zakat akan bangun 33 titik lumbung pangan
Sejak tahun 2000, Rumah Zakat melakukan optimalisasi daging qurban dengan melakukan pengemasan menjadi kornet dan rendang agar tahan lebih lama dan mudah didistribusikan.
Di masa pandemi COVID-19, Superqurban terbukti dapat menjadi program ketahanan pangan karena dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan gizi masyarakat yang membutuhkan di 1.683 kota/kabupaten di 33 provinsi.
Begitu pun dengan program Desaku Berqurban yang turut menggerakan ekonomi masyarakat lewat pemberdayaan peternak lokal terdampak COVID-19 di desa dan hadirnya Tabungan Qurban dapat menjadi solusi dalam menghadapi resesi sehingga memudahkan masyarakat dalam melaksanakan ibadah qurban serta bermanfaat bagi ketahanan pangan negara Indonesia.
"Kita menyadari bahwa kondisi saat ini masih kurang baik. Pandemi COVID-19 yang masih belum terkendali berdampak pada ekonomi kita sehingga terancam masuk ke dalam jurang resesi. Maka penting untuk kita saling gotong royong, berkolaborasi untuk bersama atasi krisis ini," kata Efendi.
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020