Jakarta (ANTARA News) - Ribuan demonstran, Kamis sekitar pukul 12.00 WIB, mulai memadati kawasan depan Istana Merdeka, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, dengan sebagian berada di jalan depan Istana Merdeka dan sebagian lain di Jl Medan Merdeka Barat depan Kantor Menko Kesra dan Gedung RRI.
Di sepanjang jalan, mereka meneriakkan yel-yel dan berorasi menyampaikan aspirasi penilaian terhadap 100 hari pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono.
Di depan Istana Merdeka, massa Gerakan Maklumat 28 berorasi dan menuntut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk melakukan penggantian (reshuffle) terhadap menteri yang berasal dari parpol karena dinilai tidak efektif dalam menjalankan pemerintahan.
Dalam tuntutan yang juga tertulis di baliho besar berukuran 5 X 5 meter, mereka juga mendesak SBY menyelesaikan kasus korupsi yang belum terselesaikan, mendesak penegakan supremasi hukum dan HAM.
Sedangkan massa di Jl Medan Merdeka Barat antara lain berasal dari Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND), Serikat Rakyat Miskin Indonsia (SRMI), Front Nasional Perjuangan Buruh Indonesia (FNPBI), dan Serikat Tani Nasional (STN).
Massa SRMI menyanyikan lagu "Di Sini Senang Di Sana Senang" yang diplesetkan menjadi "Di Sini Miskin Di Sana Miskin" dan meneriakkan yel-yel agar pemerintah menaikkan upah buruh dan menghentikan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Sementara itu, Ketua Umum LMND Lalu Apriyandi menyatakan, program-program pemerintah 100 hari masih lemah tidak memiliki referensi dan ukuran yang jelas.
"Program 100 hari pemerintah hanya kumpulan daftar program yang akan dilakukan dan juga merupakan kegiatan rutin kementerian," ujarnya.
Menurut Alu Apriyandi, aksi mereka itu bukan yang terakhir tetapi masih akan konsolidasi kembali untuk melakukan aksi-aksi selanjutnmya.
Arus lalu lintas kendaraan di kawasan Jl Medan Merdeka Barat dan Jl Medan Merdeka Utara tersendat akibat aksi massa itu, namun meski mengalami kepadatan dan antrean panjang, hingga pukul 12.00 WIB polisi belum mengalihkan jalur kendaraan.(*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010