"Almarhum Gus Dur adalah tokoh bangsa dan mampu menyatukan semua perbedaan yang ada di negara Indonesia menjadi satu," kata Mahfud, saat menjadi pembicara pada seminar "Ketokohan Gus Dur" yang dilaksanakan di Manado, Sulut, Kamis.
Dihadapan tokoh-tokoh agama dan tokoh masyarakat Sulut, Mahfud mengisahkan kepemimpinan Gus Dur selama menjabat Ketua Nadlatul Ulama (NU) dan Presiden RI keempat setelah Soekarno, Soeharto dan Habibie.
Gus Dur mampu mencabut semua aturan di negara ini yang merugikan kepentingan kelompok minoritas, serta memberikan keleluasaan bagi siapapun untuk mengeluarkan pendapat, berkreasi demi kepentingan bangsa yang lebih besar.
"Nilai pluralisme dan multikulturalisme yang diajarkan Gus Dur tidak hanya menjadi inspirasi elemen bangsa ini, tetapi juga bangsa-bangsa di dunia," katanya.
NU dan Indonesia mengajarkan Gus Dur tentang dialektika hubungan antara agama dan negara sehingga Gus Dur melihat pentingnya toleransi, menghargai kemanusiaan, dan sikap yang moderat bagi orang Indonesia
Sementara itu Gubernur Sulut SH Sarundajang mengharapkan ajaran-ajaran Gus Dur dapat diimplementasikan terus.
"Memang sangat sulit menemukan tokoh bangsa dengan pemikiran pluralisme tinggi bagi kemajuan Indonesia, tetapi kami yakin akan ada Gus Dur baru lagi di Indonesia akan datang," katanya. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010