Jambi (ANTARA News) - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyatakan, pemerintah dan DPR harus menyikapi serius kasus pembobolan uang nasabah lewat anjungan tunai mandiri (ATM) yang terjadi hampir di semua daerah.

"Pemerintah dan DPR harus bersikap dan jangan berdiam diri, karena kasus yang menimbulkan kerugian bagi masyarakat itu sudah cukup memprihatinkan," kata Ketua YLKI Jambi, Warasdi di Jambi, Rabu.

Ia menyebutkan, sebagian besar warga atau nasabah yang menjadi korban pembobolan ATM itu adalah golongan menengah ke bawah yang menabung dari hasil atau sisa jerih payahnya untuk biaya hidup masa depan.

Warga atau nasabah yang menjadi korban itu, di antaranya pedagang, guru, buruh dan lainnya yang mencicil sedikit demi sedikit hasil jerih payahnya, lalu di tabung untuk masa depan.

Korban yang sangat membutuhkan dana dan uangnya kembali itu, juga tidak ditanggapi serius pihak perbankan, sebagai penanggung jawab.

Warasdi mengkhawatirkan, jika pemerintah dan DPR serta pihak perbankan tidak segera bersikap untuk memberikan jaminan dan menanamkan kepercayaan pada masyarakat, maka masyarakat terutama golongan ekonomi menegah ke bawah akan kembali menabung di rumah atau dikenal dengan celengan.

Dalam memulihkan citra dan menumbuhkan kepercayaan pada masyarakat untuk menabung di bank, pemerintah dan DPR serta pihak perbankan harus mencarikan jalan keluar (solusi) uang nasabah yang hilang itu diganti.

Selanjutnya penerapan teknologi yang mampu mendeteksi pelaku pembobol ATM atau pemasangan sistem pengamanan pada kartu ATM supaya tidak bisa dibobol, juga harus segera dilakukan.

"Masyarakat sudah cukup menderita dengan tingginya beban biaya hidup yang harus dipenuhi, jangan lagi ditambah kesusahannya dengan hilangnya tabungan untuk memperbaiki hidup masa depan seperti persiapan biaya sekolah anak-anaknya," kata Warasdi.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010