Sydney (ANTARA) - Australia tidak khawatir tentang keputusan AstraZeneca Plc untuk menunda uji coba vaksin COVID-19, kata wakil kepala petugas medis Australia pada hari Rabu (9/9)
Kasus harian meningkat lebih tinggi di wilayah yang menjadi titik panas (hotspot) virus corona negara itu.
AstraZeneca pada hari Selasa mengatakan telah menghentikan uji coba tahap akhir dari salah satu kandidat vaksin COVID-19 terkemuka setelah penyakit yang tidak dapat dijelaskan pada peserta yang mengikuti penelitian itu.
Sifat kasus dan kapan itu terjadi tidak dirinci, meskipun peserta diharapkan pulih, menurut Stat News, yang pertama kali melaporkan berita tersebut.
"Dengan informasi yang saya peroleh saat ini, saya tidak khawatir tentang hal itu," kata Deputi Kepala Medis Australia Nick Coatsworth kepada Sky News, menambahkan penangguhan uji coba tidak berarti vaksin "tidak tersedia".
"Dalam beberapa hal, ini adalah hal yang sangat positif karena menunjukkan bahwa meskipun pengembangan vaksin dipercepat, keamanan adalah prioritas para peneliti,"
Coatsworth mengatakan Australia seperti banyak pemerintah lain telah berinvestasi dalam beberapa kandidat vaksin virus corona, "karena tahu tidak semua dari mereka akan lolos".
Keputusan AstraZeneca untuk menunda uji coba datang setelah janji dari sembilan pengembang vaksin terkemuka AS dan Eropa pada hari Selasa untuk menegakkan standar keamanan dan kemanjuran ilmiah untuk vaksin mereka meskipun ada urgensi untuk menahan pandemi.
Australia pada hari Senin mengatakan akan mendapatkan dosis pertama vaksin AstraZeneca pada Januari 2021 jika uji coba terbukti berhasil setelah mencapai kesepakatan awal pada Agustus.
Australia juga telah menandatangani kesepakatan tentang vaksin COVID-19 yang sedang dikembangkan oleh Universitas Queensland. Kedua vaksin ini akan diproduksi secara lokal oleh CSL Ltd.
Sementara itu, titik panas virus corona Australia di Victoria pada hari Rabu melaporkan kenaikan terbesar dalam kasus harian dalam tiga hari ketika negara bagian itu meningkatkan program pelacakan kontaknya untuk memudahkan penyebaran virus.
Victoria, yang berada di pusat gelombang kedua wabah virus corona Australia, sekarang menyumbang sekitar 75 persen dari 26.450 kasus COVID-19 Australia dan 90 persen dari 781 kematian.
Negara bagian melaporkan 76 kasus baru dan 11 kematian akibat virus dalam 24 jam terakhir.
Baca juga: Australia akan dapatkan vaksin COVID-19 AstraZeneca Januari 2021
Baca juga: Indonesia-Australia dorong kerja sama kesehatan via lembaga penelitian
Baca juga: Australia daftarkan 4.000 petugas kesehatan untuk diuji vaksin virus
Penerjemah: Azis Kurmala
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020