Jakarta (ANTARA) - Wakapolres Metro Jakarta Selatan AKBP Choiron El Atiq mengatakan pasar di wilayah tersebut menjadi lokasi rawan penularan COVID-19 yang perlu diwaspadai.
Pihaknya terus melakukan sosialisasi dan mengimbau penjual serta pembeli untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
"Kita bersama tiga pilar melakukan sosialisasi bahaya COVID-19 sekaligus penindakan protokol kesehatan di Pasar Pondok Labu. Dipilih pasar karena menjadi wilayah sangat rawan dengan penularan," kata Choiron usai sosialisasi protokol kesehatan di Pasar Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu.
Menurut Choiron, pasar merupakan tempat perputaran ekonomi tempat masyarakat beraktivitas setiap harinya. Pasar juga menjadi titik bertemunya orang-orang berbeda setiap harinya.
Kondisi ini bila tidak diterapkan protokol kesehatan secara ketat akan berpotensi penularan COVID-19 yang imbasnya pada perekonomian masyarakat.
"Makanya pasar salah satu spot (titik) kita jadikan sasaran sosialisasi," kata Choiron.
Baca juga: Sterilisasi pasar di Cilandak libatkan Gegana Polri
Baca juga: Satu pedagang positif, Pasar Becek Pondok Labu ditutup sementara
Sosialisasi protokol kesehatan di Pasar Pondok Labu melibatkan unsur tiga pilar, yakni anggota Polri, TNI dan pemerintah daerah.
Anggota polisi yang dilibatkan dari Polsek Cilandak, Koramil Cilandak serta Satpol PP dari Kecamatan Cilandak.
Sosialisasi dilakukan dengan mengelilingi pasar sambil membawa poster berisi ajakan dan peringatan tentang patuhi protokol kesehatan, sambil memberikan imbauan untuk menggunakan masker secara bebar, rajin mencuci tangan dan tidak berkerumun.
Kegiatan ini juga dilakukan di pasar tempel samping Pasar Pondok Labu. Sejumlah warga yang tidak memakai masker mendapat teguran dan juga dibagikan masker. Total ada 500 masker yang dibagikan di kawasan tersebut.
Petugas juga menggotong peti mati bertuliskan "Jenazah COVID-19" serta dua pocong yang mengendarai gerobak motor sambil membawa peti jenazah.
Camat Cilandak, Mundari mengatakan, di wilayah Cilandak sudah bergerak seluruh pihak untuk mencegah penularan COVID-19 lebih luas lagi.
Ia juga memastikan di wilayah Cilandak tidak ada zona merah COVID-19 berdasarkan data jumlah kasus yang tercatat di wilayahnya.
"Di Cilandak sudah selesai tidak ada lagi kalimat zona. Di Jakarta Selatan kini semua bergerak melakukan pencegahan," kata Mundari.
Mundari menyebutkan data akumulatif jumlah kasus COVID-19 di Kecamatan Cilandak sejak Maret hingga September ini tercatat 354 positif dan 31 orang meninggal dunia.
"Yang isolasi mandiri juga ada. Mereka ada yang diisolasi di rumah dan Wisma Atlet," kata Mundari.
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020