London (ANTARA News/AFP) - Euro jatuh ke terendah enam bulan terhadap dolar AS pada Rabu waktu setempat, karena kekhawatiran baru prospek pemulihan global mendorong pedagang untuk membeli "safe haven" (tempat berlindung yang aman) unit AS.
Mata uang tunggal Eropa pada akhir hari perdagangan berada pada 1,4048 dolar terhadap 1,4073 dolar akhir Selasa. Euro pada satu titik jatuh ke 1,4022 dolar, tingkat yang terakhir terlihat di akhir Juli.
Sementara itu dolar turun menjadi 89,43 yen dari 89,62 yen pada Selasa.
"Penghindaran risiko adalah pendorong utama lagi, seperti dapat dilihat dari aksi jual dalam ekuitas, minyak mentah dan logam mulia," kata analis David Morrison dari perusahaan keuangan GFT.
"Dengan China terlibat pada putaran pengetatan dan data ekonomi AS -- khususnya lapangan kerja dan perumahan -- masih sangat lemah, di sana ada pergerakan kembali ke dalam dolar."
Euro juga terguncang oleh kekhawatiran baru tentang meningkatnya utang negara Portugal.
Defisit publik Portugal mencapai rekor 9,3 persen dari PDB pada 2009, melebihi Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional (IMF) yang memperkirakan sekitar delapan persen, kata pemerintah.
Pemerintah Portugis juga memproyeksikan bahwa defisit sektor publik akan berkurang menjadi 8,3 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada 2010, menurut rancangan anggaran yang diajukan ke parlemen.
Angka-angka ini jauh di atas batas zona euro 3,0 persen dari PDB dan Portugal telah berada di bawah tekanan yang memuncak dalam beberapa minggu terakhir untuk meningkatkan upaya menempatkan rumah fiskalnya dalam rangka untuk menghindari kemungkinan krisis utang serupa di Yunani.
Pedagang juga menunggu hasil dari pertemuan dua hari pembuat kebijakan Federal Reserve AS, memperkirakan bank sentral AS akan mengindikasikan untuk mempertahankan patokan suku bunga pinjaman tidak berubah pada 0,25 persen untuk beberapa waktu.
Suku bunga yang lebih rendah cenderung mengurangi daya tarik mata uang karena para investor mencari untuk hasil yang lebih tinggi di tempat lain.
Pemain gugup tentang kapan Fed akan melepas serangkaian inisiatif khusus yang bertujuan untuk menopang sistem keuangan dan yang ditetapkan untuk berakhir dalam beberapa bulan mendatang.
"Tak seorang pun memperkirakan untuk melihat kejutan tetapi setiap gemuruh yang kami akan lihat beberapa strategi keluar juga bisa menggerakkan pasar," kata analis James Hughes dari CMC Markets.
Di tempat lain, pound Inggris berada di bawah tekanan awal, satu hari setelah data resmi mengungkapkan bahwa perekonomian sudah tertatih-tatih keluar dari resesi selama kuartal keempat 2009.
Produk domestik bruto (PDB) Inggris tumbuh dengan hanya 0,1 persen dalam tiga bulan hingga Desember, meleset dari ekspektasi pasar untuk ekspansi 0,4 persen.
Unit Inggris kemudian memperoleh dukungan setelah Andrew Sentance, seorang anggota Komite Kebijakan Moneter Bank Sentral Inggris mengatakan Inggris kemungkinan akan menghindari resesi "double dip", dimana perekonomian tergelincir ke penurunan lain.
Dalam perkembangan terpisah, perusahaan manajemen investasi Pimco memperingatkan kerapuhan obligasi pemerintah Inggris di tengah meningkatnya keresahan investor tentang utang negara yang tinggi.
"Inggris adalah sesuatu `harus dihindari." Obligasi Inggris sedang beristirahat di tempat tidur nitrogliserin. Utang tinggi dengan potensi untuk mendevaluasi mata uangnya sekarang risiko tinggi untuk investor obligasi," managing director Pimco, Bill Gross menulis dalam sebuah web blog.
"Itu sama sekali tidak benar, tentu saja," jawab Stephen Timms, Sekretaris Keuangan Inggris. "Saya senang untuk mengatakan bahwa kami telah melihat tingkat baik melanjutkan permintaan untuk obligasi Inggris."
Euro berpindah tangan Rabu di 1,4048 dolar terhadap 1,4073 dolar akhir Selasa, pada 125,63 yen (126,12), 0,8673 pound (0,8715) dan 1,4721 franc Swiss (1,4724).
Dolar berdiri di 89,43 yen (89,62) dan 1,0479 franc Swiss (1,0464). Pound berada pada 1,6196 dolar (1,6145).
Di London Bullion Market, harga emas naik menjadi 1.094,75 dolar per ons dari 1.093,25 dolar per ons Selasa malam. (*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010