Manado (ANTARA) - Kadis Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan Sulut Steve Kepel menyebutkan provinsi berpenduduk lebih dari 2,6 juta jiwa itu bakal memiliki laboratorium biomolekuler terbesar di Indonesia Timur.
"Gubernur Olly Dondokambey terus berkomitmen mempercepat penanganan pandemi COVID-19 di daerah ini," kata Steve di Manado, Selasa.
Baca juga: Jumlah warga Sulut tertular COVID-19 lebih dari 4.000 orang
Laboratorium biomolekuler yang dibangun berstandar 'Biosafety Level 2 plus WHO' terbesar se-Indonesia Timur ini mampu memeriksa 1.000 sampel per hari.
Sumber dana pembangunan laboratorium di Universitas Sam Ratulangi tersebut bersumber dari hibah APBD Sulut. "Laboratorium ini selain memeriksa sampel COVID-19, juga untuk pemeriksaan biomolekuler lainnya seperti kanker, penanda tumor dan lainnya,” katanya.
Namun, ia tidak merinci berapa besar anggaran untuk pembangunan laboratorium ini. Steve membeberkan untuk kemampuan sumber daya manusia yang ditempatkan nantinya telah diakui badan kesehatan dunia.
Baca juga: Pasien COVID-19 di Sulut sembuh sebanyak 2.601 orang
Baca juga: Pekanbaru butuh Laboratorium Biomolekuler percepat penanganan COVID-19
“Laboratorium ini memiliki luas dan jumlah ruangan terlengkap se-Indonesia Timur serta memiliki SDM yang tersertifikasi internasional dan diakui Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat serta WHO,” ungkapnya.
Terkait pengoperasian perdana laboratorium, Kepel memastikan laboratorium siap digunakan setelah peralatan yang dikirim dari Jakarta tiba di Manado.
“Peralatan untuk laboratorium dikirim dari Jakarta. Nanti kalau sudah diterima, laboratorium siap diresmikan penggunaannya,” tutupnya.
Baca juga: Laboratorium Biomolekuler RSUD Arifin Achmad Riau terima 6.000 Sampel
Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020