London, (ANTARA News) - Harga minyak mentah melemah Selasa di tengah kekhawatiran bahwa China, konsumen energi terbesar ke dua setelah Amerika Serikat, akan membuat berbagai langkah lagi untuk memperketat kredit sebagai upaya memperlambat pertumbuhan ekonomi yang tengah "booming", kata analis.

Kontrak berjangka utama New York untuk minyak mentah jenis light sweet pengiriman Maret turun 37 sen menjadi 74,89 dolar per barel. Sementara minyak mentah Laut Utara Brent untuk pengiriman Maret turun 31 sen ke posisi 73,38 dolar dalam perdagangan siang, sebagaimana dikutip dari AFP.

Harga-harga tersebut di mana bergerak lebih rendah di tengah "kekhawatiran bahwa China mungkin membatasi lagi pinjaman bank," kata Victor Shum, analis pada konsultan energi Purvin and Gertz.

Para pembuat kebijakan di China telah mengambil berbagai langkah untuk memperketat kredit dalam upaya memperlamban ekonomi yang `gemuruh`, yang tumbuh dengan 10,7 persen dalam kuartal empat tahun lalu.

China merupakan negara konsumen minyak terbesar ke dua dunia setelah Amerika Serikat.

Harga minyak mulai menguat, penutupan hampir naik satu dolar pada Senin karena penguatan Wall Street, kata para pedagang.

Harga-harga minyak melemah pekan lalu di tengah semakin tingginya kekhawatiran seputar kebijakan China dan setelah Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyampaikan berbagai rencana untuk memperketat sektor finansial AS, yang memukul kepercayaan investor.

Bensin atau minyak tanah, cadangan di Amerika Serikat--pengguna energi terbesar dunia, meningkat lebih besar dari pada yang diperkirakan 3,9 juta barel pada pekan yang berakhir 15 Januari lalu, menurut data resmi.

Kilang-kilang minyak AS beroperasi pada kapasitas 78,4 persen--tingkat terendah mereka dalam sekurangnya dua dasawarsa bagian dari serangan badai.

Perminyaan minyak dunia tumbuh antara Oktober hingga Desember setelah melamah selama lima kuartal sebelumnya, demikian Pusat Studi Energi Global (CGES-Centre for Global Energy Studies) mengatakan dalam sebuah laporan bulanannya yang dipublikasikan Selasa.

CGES juga mengkhawatirkan bahwa kondisi pasokan dan permintaan tidak akan menjamin harga minyak lebih tinggi tahun ini.

"Meski permintaan meningkat, fundamental pasar belum bisa diharapkan mendukung meningkatnya harga minyak pada 2010."

"Kenaikan dalam permintaan minyak saat ini telah didorong oleh berbagai faktor musiman sementara, didorong oleh musim dingin yang ekstrim hampir di seluruh belahan bumi utara yang kemungkinan belum akan berakhir pada kuartal pertama 2010."(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010