Jakarta (ANTARA News) - Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi mengatakan, pemerintah melakukan operasi pasar untuk menstabilkan harga beras yang semakin meningkat di beberapa daerah.
"Kita akan melakukan operasi pasar hingga harga beras stabil, namun kita harus antisipasi dan waspada, karena masa panen yang mundur, sehingga pada April dan Mei panen menumpuk dan harga akan tertekan," ujarnya saat ditemui di Gedung Menko Perekonomian Jakarta, Selasa.
Menurut dia, ada beberapa faktor yang membuat harga beras melambung di pasaran dalam beberapa minggu terakhir, padahal secara umum produksi beras tidak menunjukkan adanya masalah.
Ia mengatakan harga beras menunjukkan adanya kenaikan, karena masa panen yang mundur akibat iklim serta hujan yang terjadi di beberapa wilayah yang mencegah masa panen.
"Mundurnya masa panen ini di sekitar 10-15 persen wilayah di Indonesia, membuat harga naik," ujarnya.
Dari pantauan di berbagai daerah, ia mengatakan, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat akan segera menuai masa panen pada pertengahan Februari dan diharapkan akan segera menstabilkan harga beras.
Kemudian kenaikan harga beras juga dipicu adanya pengaruh harga pembelian pemerintah (HPP), serta adanya gangguan transportasi antarpulau di berbagai wilayah karena ombak yang tinggi.
"Ini yang membuat serapan beras di luar Jawa pada seminggu ini sangat tinggi," ujarnya.
Menurut dia, Operasi pasar yang telah dilakukan di wilayah Yogyakarta, NTB, Jakarta dan Jayapura sangat sedikit serapannya, walau beras operasi pasar masih memiliki persediaan hingga 1,6 ton.
"Saat ini serapannya secara nasional baru mencapai 90 ton," ujarnya.
Beras operasi pasar yang disubsidi pemerintah memiliki harga sekitar Rp200-Rp500 lebih murah dibandingkan harga beras normal dan pemerintah tidak memiliki target minimum karena tujuan dari operasi pasar adalah agar harga beras tidak terlalu naik.
"Yang penting harga jangan naik dan itu sudah kita tahan, karena dalam sebulan terakhir beras naik rata2 Rp1000 kalaupun tidak turun Rp1000 bisa turun Rp500 dan yang penting jangan naik lagi," ujarnya.
Untuk itu, jika diperlukan pemerintah akan memasok beras melalui operasi pasar istimewa lewat pasar induk dengan memberikan stok sebanyak 1000 ton per hari.
"Pasokan ke Cipinang normalnya 2.500-3.000 ton per hari, kalau perlu nanti kita buat operasi pasar lewat grosir atau pasar induk dimungkinkan 1000 ton per hari,"ujarnya.
Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan kenaikan harga beras sudah menjadi perhatian pemerintah dan salah satu usaha untuk mencegahnya adalah dengan operasi besar untuk mempercepat penyaluran beras bersubsidi untuk rakyat miskin.
"Ada efek psikologis terhadap kenaikan HPP beras sebesar 10 persen yang juga mempengaruhi kenaikan beras," ujarnya.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010