Warga dari Mojosongo sudah ada tujuh orang kontak erat dinyatakan positif

Boyolali (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali melakukan screening massal dengan tes usap terhadap para pedagang ternak dan pengunjung di Pasar Hewan Sunggingan, Jawa Tengah, Selasa setelah dua orang pedagang sapi di pasar itu terkonfirmasi positif COVID-19 .

Menurut Kepala Dinkes Boyolali dokter Ratri S. Survivalina Dinkes bekerja sama dengan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (B2TKLP2) Yogyakarta melaksanakan creening massal terhadap para aktivitas baik pedagang maupun pengunjung di Pasar Hewan Sunggingan Boyolali.

"Kami melaksanakan screening massal ini, karena ada dua pedagang sapi yang terkonfirmasi positif COVID-19 di Pasar Hewan Sunggingan," kata Ratri S Survivalina.

Tim Dinkes bersama B2TKLP2 selain melakukan tes usap para pedagang dan pengunjung, juga memberikan penyuluhan kesehatan di Pasar Hewan Sunggingan.

Ratri mengatakan nanti hasil dari screening tersebut menjadi dasarnya untuk menentukan tracing selanjutnya tentang kontak erat dengan pedagang pasar hewan yang terkonfirmasi positif COVID-19.

Baca juga: Berkah pandemi corona, warga disabilitas kebanjiran pesanan masker

Baca juga: Pemkab Boyolali siapkan RS khusus pasien COVID-19

Dua pedagang sapi yang terkonfirmasi positif tersebut berasal dari Kecamatan Mojosongi dan Musuk, dan masing-masing sudah membuat klaster sendiri. "Warga dari Mojosongo sudah ada tujuh orang yang kontak erat dan semuanya dinyatakan positif, serta di Musuk berkembang sudah ada lebih dari 10 orang kontak erat yang positif".

"Kami tes usap di pasar hewan ini, targetkan minimal untuk 100 orang, sedangkan Dinkes telah menyiapkan untuk 200 orang," kata Ratri.

Selain itu, Dinkes Boyolali juga akan melaksanakan tes usap di Pasar Hewan Ampel Boyolali, pada Jumat (11/9). Pelaksanaan tes usap akan dilakukan untuk 100 orang baik pedagang maupun pengunjung pasar.

Dia mengatakan data perkembangan COVID-19 di Boyolali, hingga Selasa ini, bertambah sebanyak 23 kasus, sehingga secara akumulatif totalnya sebanyak 626 kasus. Tambahan terkonfirmasi positif ini, tersebar di Boyolali, kebanyakan tertular kontak erat dengan kasus teridentifikasi positif sebelumnya.

"626 kasus ini, dengan rincian dirawat di rumah sakit sebanyak 129 kasus, isolasi mandiri sebanyak 201 kasus, yang dinyatakan sembuh 274 kasus, dan meninggal dunia 22 kasus," katanya.

Kepala UPT Pasar Hewan Sunggingan Boyolali Suroso mengatakan jumlah pedagang dan pengunjung di Pasar Hewan Sunggingan Boyolal, rata-rata sekitar 500 orang per hari.

Menurut Suroso para pedagang dan pengunjung di Pasar Hewan Sunggingan Boyolali sudah dilakukan penerapan protokol kesehatan sejak pandemi COVID-19, antara lain sudah menyediakan tempat cuci tangan di beberapa titik sudut pintu masuk pasar.

Selain itu, setiap pedagang dan pengunjung diwajibkan memakai masker ketika hendak masuk pasar hewan. Jika ada pedagang atau pengunjung yang ketahuan tidak mengenakan masker diingatkan untuk mencari masker terlebih dahulu.

Bahkan, setiap pedagang dan pengunjung di Pasar Hewan Sunggingan Boyolali harus diukur suhu tubuhnya dengan thermogun. Jika ada pengunjung atau pedagang yang suhu badannya lebih dari 37 derajat celsius tidak boleh masuk pasar.

"Perdagangan hewan sapi di Pasar Hewan Sunggingan Boyolali sekarang sudah normal, di masa adaptasi kebiasaan baru, dan rata-rata ternak sapi yang masuk pasar sekitar 800 ekor per hari.

Baca juga: Puluhan petugas positif COVID, tugas Bawaslu Boyolali tetap berjalan

Baca juga: Positif COVID-19 di Boyolali bertambah 71 kasus

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020