Muara Teweh (ANTARA News) - Ratusan warga masyarakat melakukan demo di kantor PT PLN Muara Teweh Kabupaten Barito Utara (Barut) Kalimantan Tengah terkait pemadaman bergilir, Senin malam.

Demo secara spontan di kantor PLN di Jalan Beringin Muara Teweh sekitar pukul 20.00 Wib itu merupakan puncak kekesalan warga masyarakat karena krisis listrik yang sudah terjadi dua tahun terakhir dengan pemadaman bergilir tanpa ada kejelasan.

Kekecewaan warga karena dalam sepekan terakhir listrik padam di Muara Teweh bertambah parah hanya nyala enam jam dalam 24 jam, sebelumnya dua hari nyala satu hari padam.

"Saya bingung di kabupaten lain listrik sudah normal, namun di sini (Muara Teweh) bertambah parah, dengan alasan klasik kerusakan mesin dan masa pemeliharaan," kata seorang warga, Hendra.

Ratusan warga memadati halaman kantor PLN sambil menunggu sejumlah perwakilan pendemo yang diterima Manajer PT PLN Muara Teweh, Harlenso dengan pengawasan dari aparat kepolisian yang langsung dipimpin Kapolres Barito Utara, AKBP Wahjoe Wijaksono, turut hadir seorang anggota DPRD setempat Taufik Nugraha.

Dalam pertemuan itu tidak membuahkan hasil karena tuntutan warga untuk segera menghidupkan kembali listrik tidak bisa dipenuhi PLN, bahkan warga minta kepastian dan kompensasi untuk membayar rekening listrik dikurangi akibat pemadaman listrik tersebut.

"Kami minta komitmen PLN, kalau tetap tidak bisa membuat keputusan lebih baik bapak (manajer PLN) mundur saja," kata seorang perwakilan warga.

Manajer PT PLN Muara Teweh, Harlenso mengatakan pihaknya tidak bisa memenuhi permintaan masyarakat untuk menghidupkan listrik paling tidak untuk kondisi sebelumnya dua hari nyala dan satu hari padam, karena sejumlah unit mesin pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) mengalami kerusakan dan masa pemeliharaan (over haul).

"Kami tidak bisa memenuhi karena mesin tidak bisa dipaksakan karena rusak, namun tetap berharap mesin yang diperbaiki bisa secepatnya tuntas" katanya.

Pada kesempatan itu Harlenso juga mengatakan pengadaan mesin baru PLN yang kini dalam proses pelelangan diusahakan beroperasi awal Bulan April mendatang.

Sedangkan untuk pengadaan mesin generator bantuan pemerintah Kabupaten Barito Utara, juga masih ditunggu realisasinya.

"Harapan kami tahun 2010 ini kendala krisis listrik di Muara Teweh dapat teratasi," katanya.

Karena tidak puas mendengar jawaban pihak PLN para perwakilan keluar ruangan dan meminta Manajer PLN untuk berbicara kepada masyarakat yang berada di halaman.

Ketika berbicara dengan pengeras suara milik polisi, Harlenso bersedia mundur dari jabatannya karena tidak bisa memunuhi keinginan masayatakat.

"Mulai besok saya mengundurkan diri dan tidak bertugas lagi," katanya kepada warga.

Kerumunan masyarakat ini mulai berkurang setelah hujan mengguyur Muara Teweh dan demo berlangsung tertib tanpa anarki.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010