Solo (ANTARA) -
Organisasi Masyarakat (Ormas) Tikus Pithi menargetkan pasangan Bagyo Wahyono-FX Supardjo menang tipis atas Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa pada kontestasi Pilkada Surakarta 2020.

Ketua Umum Ormas Tikus Pithi Tuntas Subagyo yang secara resmi mendukung pasangan Bagyo Wahyono-FX Supardjo (Bajo), di Solo, Jawa Tengah, Senin, mengatakan tidak ingin muluk-muluk memasang target kemenangan pada Pilkada Surakarta 2020 yang rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 9 Desember.

"Cukup satu persen di atas mas Gibran, tidak usah muluk-muluk, yang penting menang. 'Nggak' usah terlalu jauh, nanti dikira 'ngoyo-woro' (mengada-ada)," katanya.

Baca juga: Bajo daftar Pilkada Surakarta 2020

Tuntas mengklaim tidak memiliki dana sama sekali untuk mengumpulkan massa, tetapi selama ini masyarakat yang bergabung di ormas tersebut hanya berbekal militansi.

"Kami rintis Ormas Tikus Pithi dari enam tahun lalu, kami kelola mereka, dibentuk jadi militansi. Bentuknya sosial, gotong royong, kebersamaan. Bahkan kemarin saat mengantarkan Bajo mendaftar ke KPU, mereka jalan kaki dua jam lebih tidak ada yang 'sambat' (mengeluh) karena selama ini pemikiran mereka adalah satu komando. Termasuk pada pilkada ini kami rintis sudah sejak satu tahun yang lalu, termasuk mengumpulkan KTP, jauh sebelum Gibran muncul kami sudah gerak dan deklarasi," katanya.

"Sampai saat ini Ormas Tikus Pithi memiliki banyak anggota dari berbagai daerah di Indonesia," kata Tuntas tanpa menyebutkan angka pasti.

Baca juga: Gibran-Teguh daftarkan ke KPU mengenakan pakaian adat

"Kalau anda keluar saat malam hari, lihat ke atas, ada bintang-bintang. Sebanyak itulah anggota kami. Kalau kami keluarkan semua mungkin Solo 'nggak' muat. Kami setiap tahun ada acara, gelar budaya nusantara, doa lintas agama, Agustusan, setiap acara kurang lebih dihadiri hingga 100.000 peserta. Tidak ada tokohnya, tokohnya ya wong cilik," katanya.

Mengenai diusungnya pasangan Bajo oleh ormas tersebut, ia mengatakan kedua sosok ini bisa menjadi pemimpin yang amanah dan bertanggung jawab.

"Saya kenal beliau berdua ini sejak tahun 2014, mereka juga ikut merintis Tikus Pithi ini dari awal. Insya Allah mereka amanah, jujur, tanggung jawab, tidak 'neko-neko'. Jadi pemimpin adalah amanah, bukan kebanggaan. Nanti kalau sudah bisa menciptakan sejarah, itulah kebanggaan. Pemimpin harus siap mengemban amanah penderitaan rakyat, itu yang dikatakan Bung Karno," katanya.

Baca juga: Bajo siap galang koalisi rakyat hadapi Pilkada Surakarta

Mengenai latar belakang pendidikan keduanya yang berupa kejar paket C dan lulusan program studi D3, ia mengatakan hal itu bukan merupakan kendala untuk menjadi pemimpin.

"Kadang-kadang orang 'jalanan' (berpendidikan rendah) pemikiran mereka jauh lebih matang, lebih luas. Saya mengelola Tikus Pithi ini bertahun-tahun, di situ saya tahu bahwa pendidikan adalah tambahan dari moral, yang utama adalah moral. Sepintar-pintarnya pemimpin kan butuh staf ahli," katanya.

Disinggung mengenai kemungkinan bergabungnya partai politik dengan ormas tersebut untuk ikut mengusung Bajo, ia mengatakan selama tidak ada kontrak politik maka ormas tersebut akan menerimanya.

Baca juga: Gibran-Teguh berjanji ciptakan Pilkada 2020 damai

"Silakan partai kalau mau gabung, asalkan atas nama pribadi karena kami tidak mau ada perjanjian kontrak politik," katanya.

Sebagaimana diketahui, pada Pilkada Surakarta 2020 pasangan Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa yang diusung oleh PDIP dan beberapa parpol lain akan bersaing dengan pasangan Bajo yang merupakan calon independen.

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2020