"Kondisi di lapangan kesulitan dalam pencarian jejak jenasah (korban)," kata Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Boy Rafli Amar, di Jakarta Selatan, Senin.
Boy mengatakan, Polda Metro Jaya bersama tim Pusat Laboratorium Forensi (Puslabfor) Polda Jawa Tengah berusaha keras untuk mencari jejak jenazah korban mutilasi oleh Babe di dua lokasi, yakni Purworejo dan Magelang.
Penyidik menemui hambatan karena tersangka membutuhkan waktu untuk mengingat kembali lokasi para korban dikuburkan.
Penyidik mencari jejak jenazah korban mutilasi untuk mencari fakta di tempat kejadian perkara (TKP) yang akan dijadikan penguatan alat bukti.
"Itu yang dilakukan (penyidik) selama tiga hari di luar wilayah," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya.
Selain di Magelang dan Purworejo, penyidik juga membawa Babe ke Kuningan, Jawa Barat, guna mencari alat bukti terkait korban bernama Aris dan Teguh.
Boy menjelaskan, penyidik akan menjalani tes Deoxyribonucleic acid (DNA) terhadap jenazah Ardi dan Teguh melalui pembandingnya dari keluarga yang mengaku orang tuanya untuk memastikan identitas korban.
Ia mengungkapkan, penyidik tidak bisa memaksakan Babe untuk mencari korbannya dalam waktu singkat karena tersangka butuh ketenangan agar hasil penyelidikan berkualitas.
Polda Metro Jaya menangkap pelaku sodomi dan mutilasi, Baekuni alias Babe menyusul ditemukannya potongan tubuh Ardiansyah (10) di kawasan Banjir Kanal Timur (BKT), Cakung, Jakarta Timur.
Hingga saat ini, Babe mengaku sudah mensodomi dan memutilasi terhadap delapan anak, yakni Aris (tahun 1998), Irawan Imran (1999), Teguh, Ardi (2004), Riki, Yusuf Maulana, Adi (2007), Rio (2008), Arif (2009) dan Ardiansyah (2010).
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010