Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Sofjan Wanandi menilai koordinasi antarmenteri selama 100 hari bekerjanya Kabinet Indonesia Bersatu II, masih kurang kuat sehingga realisasi target program 100 hari belum dirasakan rakyat.
"Secara kasat mata saja, pernyataan soal ACFTA (ASEAN-China Free Trade Area) antarmenteri masih berbeda-beda," katanya di Jakarta, Senin.
Sofjan mengatakan, seharusnya sikap Departemen Perindustrian dan Departemen Perdagangan adalah satu dalam hal negosiasi ulang ACFTA. "Jadi masih perlu koordinasi dan persamaan sikap dan tindakan masing-masing menteri. Koordinasi intern diperkuat," ujarnya.
Sofjan juga mendesak pemerintah segera menyelesaikan kasus Bank Century dan fokus dalam program perbaikan iklim bisnis sehingga tidak kehilangan momentum dalam pemulihan ekonomi dunia.
"Stoplah (kasus) Century, selesaikan cepat, biar tidak bertele-tele dan bisa fokus. Nanti bisa lepas lagi momen (perbaikan ekonomi) dan kita bisa terlambat," tegasnya.
Sofjan mengingatkan, selama 10 tahun belakangan ini investasi yang masuk ke Indonesia lebih banyak dari sektor padat modal seperti pertambangan, perkebunan, jasa dan properti sementara investasi di sektor padat karya justru keluar dari Indonesia.
Sofjan mendesak pemerintah segera merealisasikan program perbaikan infrastruktur dan melanjutkan reformasi kebijakan sehingga bisa bersaing dengan Vietnam dan Kamboja yang mulai dilirik investor.
"Kalau Undang-Undang No.13 (tentang ketenagakerjaan) bisa direvisi, investasi bisa masuk 100-250 persen lebih banyak," tuturnya.
Sofjan juga menyorot tumpang tindihnya undang-undang dan perda yang begitu banyak dan banyak dimainkan oleh pengusaha.
"Pemerintah harus berani menghukum pengusaha jahat. Boleh bikin komite ini itu, tapi kalau tidak ada jalan percuma," tuturnya seraya mengeluhkan perlakuan tidak adil aparat sehingga lebih banyak barang selundupan masuk ke Indonesia.(*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010