Beirut (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Presiden Lebanon Michel Suleiman, Senin, mengatakan pihak berwenang mengesampingkan dugaan sabotase atas jatuhnya pesawat Ethiopia yang mengangkut 90 penumpang dan awaknya.
"Hingga kini kami mengesampingkan adanya sabotase," kata Suleiman seperti dikutip media massa setempat.
Penerbangan Ethiopian Airlines, yang membawa 82 penumpang dan delapan awak, jatuh di Laut Tengah tak lama setelah lepas landas dari bandar udara internasional Beirut, ibu kota Lebanon, Senin pagi.
Menteri Transportasi Lebanon, Ghazi Aridi kepada televisi setempat mengatakan kondisi cuaca buruk kemungkinan menjadi sebab utama terjadinya kecelakaan karena pesawat Ethiopia itu terbang di tengah angin topan.
Satu komite Lebanon sedang melakukan penyelidikan atas kecelakaan itu, kata dia dan menambahkan, komite akan berkerja sama dengan tim Prancis untuk mengungkapkan detel bencana itu.
Sementara itu, Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri pada Senin mengumumkan hari berkabung nasional untuk mengenang korban kecelakaan pesawat itu.
Pesawat penumpang Boeing 737-800 jatuh beberapa menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Rafik Hariri di Beirut pada Senin pukul 2.35 waktu setempat, kata Ethiopian Airlines.
Pesawat bernomor terbang ET409, yang terbang tujuan Bandara Internasional Bole Addis Ababa, membawa 51 warga Lebanon, 24 Ethiopia dan beberapa warga negara lainnya, kata pernyataan tersebut.
Presiden Michel Suleiman mengungkapkan bahwa empat mayat korban kecelakaan telah ditemukan.
Menurut dia, lokasi kecelakaan telah diidentifikasi sekitar 3,5 kilometer pantai desa Na`ameh, bagian barat Lebanon.(*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010