Kecakapannya membalap di Grand Prix Italia yang penuh drama hari itu berbuah selebrasi bagi tim yang bermarkas di Feanza tersebut, sementara tim kompatriot mereka, Ferrari mengalami malapetaka setelah kedua pebalapnya gagal finis di balapan kandang mereka.
Di balapan ke-50 bagi AlphaTauri dan pemasok mesin Honda, Gasly menjadi pebalap Prancis pertama pemenang Grand Prix setelah Olivier Panis yang memenangi balapan di Monako pada 1996 silam.
Tim asal Italia itu juga memiliki sejarah manis di Monza ketika Sebastian Vettel memenangi balapan di sana pada 2008 kala tim itu bernama Toro Rosso.
Vettel saat itu menjadi talenta baru, yang kemudian dipromosikan ke tim senior Red Bull, namun Gasly - juara GP2 2016 - berjalan ke arah sebaliknya.
Baca juga: Gasly raih kemenangan F1 perdana di GP Italia, Hamilton kena penalti
Baca juga: Vettel bersyukur tiada fan saksikan malapetaka Ferrari di tribun Monza
Gasly, 24, tidak bisa tampil mengesankan sebagai rekan satu tim Max Verstappen di paruh pertama musim 2019 dan kemudian digantikan oleh rookie Alexander Albon pada Agustus tahun lalu.
"Aku telah melewati banyak hal di 18 bulan terakhir ini," kata pebalap Prancis itu seperti dikutip AFP, Senin.
Dia kembali ke Toro Rosso, yang tahun ini berganti nama menjadi AlphaTauri, untuk memulihkan rasa percaya dirinya dan memboyong trofi runner-up di Brazil untuk tim itu sebelum akhir musim lalu.
Tahun ini, dia membuktikan dirinya di sirkuit yang dijuluki "Temple of Speed" setelah menyintas balapan yang diwarnai sejumlah insiden, penalti, dan safety car, yang menjadi peluang yang tak terbayangkan bagi mereka.
"Jujur, aku tak percaya ini,"
"Aku tak menyadari apa yang terjadi sekarang. Ini balapan yang sungguh 'gila'.
Gasly yang mengawali balapan dari posisi start ke-10 itu menjadi pebalap pertama yang melakukan pit stop, mengganti ban soft ke medium di lap ke-19.
Keputusan itu menjadi keberuntungannya ketika safety car dikeluarkan satu lap kemudian menyusul mobil Haas Kevin Magnussen yang berhenti di pinggir trek.
Gasly mendapati dirinya di P3 ketika semua pebalap selesai melakukan pit stop dan sebelum Safety Car kedua dikeluarkan menyusul insiden kecelakaan Charles Leclerc di Parabolica, yang berujung berkibarnya bendera merah.
Setelah restart balapan, Gasly mampu merangkak ke P2 di belakang Lewis Hamilton, yang kemudian harus menjalani penalti 10 detik karena kedapatan mengganti ban ketika jalur pit masih tertutup untuk pebalap.
Dari momen itu, Gasly memimpin sepanjang lap yang tersisa dan tidak memberi siapapun kesempatan melaju memanfaatkan slipstream di belakang mobilnya
Baca juga: Racing Point cabut permohonan banding terkait kasus "brake duct" RP20
Baca juga: Renault "rebranding" sebagai tim Alpine F1 di musim 2021
"Lima lap terakhir sangat sulit, aku selalu tergelincir mungkin 10 kali karena aku terlalu menekan dan banku sudah habis," kata Gasly yang akhirnya mampu finis 0,4 detik di depan pebalap McLaren Carlos Sainz, dan Lance Stroll dari tim Racing Point.
"Kami memanfaatkan secara penuh bendera merah itu. Mobil ini terasa sangat cepat hari ini dan kami mendapati mobil-mobil yang cukup cepat di belakang kami.
"Di atas podium pertamaku tahun lalu, aku merasa...wow. Dan sekarang kemenangan pertamaku bersama AlphaTauri... dan di Monza. Aku tak bisa percaya ini."
"Tim ini telah melakukan hal sangat banyak untukku. Mereka telah memberiku kesempatan pertama di Formula 1, podium pertamaku dan sekarang kemenangan pertamaku," kata Gasly.
"Aku sangat bersyukur kepada setiap orang di tim dan Honda. Monza adalah sirkuit yang bertenaga, dan kami menangi balapan itu.
Baca juga: Mercedes habiskan Rp6,5 triliun untuk juarai Formula 1 musim 2019
Baca juga: Bos Ferrari akui butuh waktu tahunan untuk kembali kuasai F1
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2020