Liwa, Lampung Barat (ANTARA News) - Banjir bandang yang terjadi Sabtu (23/1) menewaskan dua warga desa Hujung, Kecamatan Belalau, Lampung Barat, tiga orang hilang, serta merusak puluhan hektare sawah dan fasilitas lainnya.

"Korban tewas yang ditemukan dua orang, sedangkan tiga lainnya masih dalam pencarian tim," kata Kapolsek Belalau, Iptu Abdurahman, mendampingi Kapolres Lampung Barat AKBP Sugeng Suprijanto, di Liwa, Lampung Barat, Minggu.

Dia mengatakan, banjir yang terjadi Sabtu (23/1), akibat curah hujan yang tinggi pukul 11.00 sampai 15.00 WIB, mengakibatkan sungai di daerah itu meluap, menyapu rumah warga.

"Dari kesaksian warga sekitar, banjir tersebut datang secara tiba-tiba, bahkan ganasnya banjir bandang tersebut menyeret enam orang warga yang sedang beristirahat di salah satu pondokan," kata dia.

Lebih lanjut Abdulrahman menambahkan, banjir yang terjadi memang tergolong parah, selain merusak fasilitas umum seperti jembatan dan beberapa rumah warga, juga merendam puluhan hektare sawah.

"Banjir cukup parah, ini disebabkan luapan sungai yang tidak mampu menampung debit air yang datang, sehingga dorongan arus air ditambah dengan material seperti batu dan kayu, kian merusak fasilitas yang ada," katanya.

Enam orang dari dua keluarga di Pekon (Desa) Hujung, Kecamatan Belalau, Kabupaten Lampung Barat menjadi korban derasnya banjir bandang.

Keenam orang yang diseret banjir itu adalah dua pasang suami istri yaitu pasangan Daroji (35) dan Yusminar (28) serta pasangan Matrasik (45) dan Asmani (35) beserta anaknya Alvanesa (7) dan satu korban selamat yaitu Khotman Johari (55).

Dua di antaranya telah ditemukan tewas yaitu sepasang suami-istri Daroji dan Yusmaniar. Mereka ditemukan warga berjarak dua kilo meter dari lokasi kejadian. Satu orang ditemukan selamat dan tiga lainnya masih hilang.

Daroji ditemukan warga, Minggu, sekitar pukul 09.00 WIB sedangkan istrinya ditemukan sekitar setengah jam setelah suaminya ditemukan, sementara Asmani dan Alvanesa hingga pukul 13.00 WIB belum ditemukan.

Saksi lain yakni PJ Peratin (Kades) Pekon Hujung, Asmara Nita, menjelaskan kronologis kejadian yang merenggut lima orang yang juga masih familinya tersebut.

"Pada saat kejadian keenam korban sedang berada di dalam pondok untuk beristirahat setelah melakukan penyemaian padi di sawah," kata dia.

Sejak pukul 11.00 WIB, lanjut dia, hujan terus mengguyur namun tidak terlalu lebat, hingga pukul 15.00 WIB hujan lebat dan mereka beristirahat di pondok.

Berselang setengah jam, tiba-tiba air sungai yang tak jauh dari pondokan meluap dan menghanyutkan tempat mereka berteduh beserta semua isinya.

"Bersyukur satu di antara enam korban bisa selamat dari amukan banjir bandang tersebut, dan yang kami sedihkan tiga korban belum ditemukan sampai saat ini, dan kami berharap korban segera diketemukan," katanya.

Hingga saat ini aparat dan tim terus melakukan pencarian korban.

Dari pantauan, pencarian korban hilang mengalami kendala karena selain banyaknya pepohonan yang berserakan, arus sungai juga masih tergolong deras.

Sedangkan di rumah duka, pelayat terus berdatangan baik dari warga desa setempat maupun dari desa lainnya.

(L.MH*T013)

(T.T013/B/Z002/Z002) 24-01-2010 21:13:01

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010