Ia mengatakan itu kepada ANTARA, di Jakarta, Minggu malam, juga setelah menyimak secara seksama `bocornya` pembicaraan soal `reshuffle` yang melibatkan Ketua Umum DPP Partai Golkar, Aburizal Bakrie (Ical).
Tjahjo Kumolo menambahkan, seandainya Presiden SBY akan melakukan `reshuffle kabinet`, itu juga sah-sah saja, dan dia memang memiliki hak prerogatif untuk menyempurnakan kinerja pemerintahannya ke depan.
Namun, menurutnya, agak menarik juga ketika muncul pernyataan Ical yang dimuat beberapa media di Jakarta, tentang dirinya tak mau dikaitkan (dengan urusan `reshuffle`) itu.
"Kata Ketua Golkar itu kan tak mau dikaitkan, (dan tak) diajak bicara empat plus dua mata. Tetapi, isi pembicaraan kok (terlanjur) bocor ke Pers," ungkap Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPR RI ini.
Tjahjo Kumolo juga paham dengan pernyataan resmi pihak Sekretariat Negara yang menyatakan, tidak benar ada pertemuan Presiden SBY dengan Ical untuk membicarakan hal-hal berkaitan dengan `reshuffle` atau penyingkiran seorang menteri.
Tetapi pertanyaan berikut, lanjutnya, "apakah ada saksi lain yang hadir? (pada pertemuan itu) sehingga ada berita ini menyebar ke mana-mana?".
"Atau (ini) sengaja dibocorkan?. Tetapi bagi kami, semua ini (sesungguhnya) dapat disimpulkan sendiri, bahwa `rehsuffle` kabinet memang perlu", ujar Tjahjo Kumolo lagi.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010