Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa bumi magnitudo 6,9 yang melanda Melonguane, Sulawesi Utara termasuk gempa bumi menengah akibat adanya aktifitas subduksi lempeng laut Filipina.
"Dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Laut Filipina," ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu malam.
Rahmat mengatakan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki mekanisme pergerakan naik.
Baca juga: Gempa bumi magnitudo 6,9 landa Melonguane
Gempa tektonik ini terjadi Minggu malam pukul 22.23 WIB dan tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Hasil analisis BMKG menunjukkan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 6,42 LU dan 125,92 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 280 km arah utara Kota Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara pada kedalaman 117 km.
Guncangan gempa bumi ini dirasakan di daerah Tahuna dan Siau dengan skala III MMI (Modified Mercalli Intensity) atau getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu.
Menurut Rahmat, hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.
Baca juga: BMKG: Gempa di Halmahera Barat akibat aktivitas Lempeng Laut Maluku
Dia menyampaikan, hingga Minggu pukul 22.45 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan.
BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Masyarakat diimbau menghindari diri dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa, serta memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, atau tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.
Baca juga: Gempa magnitudo 5 Kepulauan Talaud tak berpotensi tsunami, kata BMKG
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020