Teheran (ANTARA News/AFP) - Partai politik kubu pemimpin oposisi IranMehdi Karroubi hari Minggu mendesak penyelenggaraan pemilihan umum yangbebas dan demonstrasi diizinkan, kata situs beritanya.
PartaiEtemad Melli juga menekankan bahwa ulama reformis itu, yang menuduhpemilihan kembali Mahmoud Ahmadinejad sebagai presiden pada Juni lalucurang, memiliki bukti untuk mendukung tuduhan tersebut.
"Laksanakan pemilihan umum yang bebas atau izinkan pertemuan bebasdengan memberikan pengamanan kepada para pendukung Karroubi atau (MirHossein) Mousavi yang akan menunjukkan bagaimana orang bisamembangunkan anda" pada kenyataan, kata situs Sahamnews.org, menunjukpada dua pemimpin oposisi utama.
"Penting bagi anda untuk mengetahui bahwa Tuan Karroubi tetap teguh danmemiliki bukti bagi semua pernyataannya," katanya dalam pernyataankepada pemerintah Iran.
Kubu garis keras menyerukan pengadilan bagi Karroubi dan Mousavi karenadukungan mereka pada protes anti-pemerintah yang meletus setelahpemilihan presiden Juni lalu.
Karroubi secara khusus mengecam penyiksaan terhadap pemrotes yangditahan, bahkan menuduh bahwa sejumlah pemrotes diperkosa di dalampenjara. Tuduhan itu dibantah oleh pejabat-pejabat Iran.
Meski ada larangan protes dan penindakan tegas dilakukan oleh aparatkeamanan, para pendukung oposisi berulang kali memanfaatkan acara-acaraumum untuk turun ke jalan.
Delapan orang tewas dan ratusan pendukung oposisi ditangkap dalamdemonstrasi paling akhir pada 27 Desember, ketika ribuan pendukungoposisi melakukan pawai semacam itu.
Dua calon presiden yang kalah, Mousavi dan Karroubi, mantan ketuaparlemen yang berhaluan reformis, bersikeras bahwa pemilihan Juni itudicurangi untuk mendudukkan lagi Mahmoud Ahmadinejad ke tampukkekuasaan.
Protes besar berkobar sejak pemilu tersebut dan sejumlah besar orang ditangkap.
Lebih dari 100 reformis senior, aktivis, wartawan dan yang lain yangditangkap setelah pemilu Juni itu dikabarkan masih berada di dalampenjara dan beberapa telah disidangkan atas tuduhan mengobarkankerusuhan di jalan. Oposisi mengecam persidangan itu.
Termasuk yang diadili adalah pegawai-pegawai kedutaan besar Inggris danPerancis serta seorang wanita Perancis yang menjadi asisten dosenuniversitas.
Sejauh ini sudah sejumlah orang yang dijatuhi hukuman mati dan puluhan orang divonis hukuman penjara hingga 15 tahun.
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengecam protes pascapemilu itu dan memberikan dukungan tanpa syarat kepada Ahmadinejad danmengumumkan bahwa pemilihan itu sah, meski dipersoalkan banyak pihak.
Kubu garis keras di Iran menuduh para pendukung oposisi, yang turun kejalan-jalan untuk memprotes pemilihan kembali Ahmadinejad sebagaipresiden, didukung dan diarahkan oleh kekuatan-kekuatan Barat,khususnya AS dan Inggris.
Para pemimpin dunia menyuarakan keprihatinan yang meningkat ataskerusuhan itu, yang telah mengguncang pilar-pilar pemerintahan Islamdan meningkatkan kekhawatiran mengenai masa depan negara muslim Syiahitu, produsen minyak terbesar keempat dunia.
Presiden Mahmoud Ahmadinejad, yang telah membawa Iran ke arah benturandengan Barat selama masa empat tahun pertama kekuasaannya denganslogan-slogan anti-Israel dan sikap pembangkangan menyangkut programnuklir negaranya, dinyatakan sebagai pemenang dengan memperoleh 63persen suara dalam pemilihan tersebut.
Para pemimpin Iran mengecam "campur tangan" negara-negara Barat,khususnya AS serta Inggris, dan menuduh media asing, yang sudahmenghadapi pembatasan ketat atas pekerjaan mereka, telah mengobarkankerusuhan di Iran.
Sejumlah pejabat Iran mengatakan bahwa 36 orang tewas selama kerusuhanitu, namun sumber-sumber oposisi menyebutkan jumlah kematian 72.Delapan orang lagi tewas selama protes anti-pemerintah pada 27Desember, menurut data resmi.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010