Solo (ANTARA News) - Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Alex Bambang Riatmodjo meminta kepada pihak Pemerintah Kota Surabaya, manajemen maupun pengurus kesebelasan sepak bola Persebaya untuk membina suporternya karena kalau hal itu terus berlarut larut tidak baik dalam perkembangan orahraga di Indonesia.

Kalau hal tersebut dibiarkan terus berlarut larut akan merugikan perkembangan olahraga khususnya sepak bola di negara ini, kata Kapolda Jawa Tengah, disela-sela pengamanan Suporter Persabaya, di Stasiun Jebres Solo, Minggu.

"Kewajiban para pengurus sepak bola dimanapun bukan hanya Persebaya harus membina suporternya agar kita hidup nyaman, tenang dan persepakbolaan kita juga bisa maju," kata Kapolda.

Kapolda Jateng Irjen Pol Alex Bambang Riatmodjo yang didampingi Kapolwil Surakarta Kombes Pol Erry Subayo, dan Kapoltabes Surakarta Kombes Pol Joko Irwanto, turun langsung ke lapangan ikut mengawal dengan berdiri di lokomotif KA yang mengangkut Suporter Persebaya dari Stasiun Jebres hingga Palur.

Selain itu, Kapolda juga membantah adanya pelemparan bom molotov ke KA yang mengangkut suporter Persebaya oleh warga setempat. "Tidak ada pelemparan bom molotov ke kereta," katanya menegaskan.

Sementara Kapolda bersama jajarannya yang ikut naik dilokomotif KA untuk meredakan kemarahan warga setempat akibat ulah para suporter yang sering dijuluki "Bonek" tersebut.

Sebelum KA yang membawa suporter Bonek diberangkatkan sejumlah aparat keamanan dari Dalmas maupun satuan Brimob Polwil Surakarta melakukan penyisiran untuk mengamankan sepanjang jalur kereta dari Stasiun Jebres hingga Palur.

Namun, sejumlah warga setempat yang sudah menunggu sejak Minggu (24/1) pagi hingga Sore hari kedatangan KA yang mengangkut para suporter tersebut kelihatan masih siaga dan melakukan pelemparan.

Pelemparan batu masih terjadi dan sial bagi Kapoltabes Surakarta Kombes Pol Joko Irwanto, yang ikut mendampingi Kapolda berdiri di atas lokomotif tersebut terkena lemparan batu yang mengakibatkan kepala bagian kanan dan kaki kanannya berdarah.

"Dua buah batu memang mengenai kaki dan kepala saya hingga berdarah. Ini sudah sama-sama seperti yang dialami oleh teman wartawan yang juga terkena lemparan batu, kata Kapoltabes yang masih bisa bercanda meski kepalanya mengeluarkan darah.

Sementara sebelum KA diberangkatkan melanjukan perjalanan ke Surabaya, pihaknya aparat keamanan juga telah menyiapkan puluhan dos minuman dan nasi bungkus untuk suporter Persebaya. Mereka kelihatan kelaparan, dan sejumlah suporter mengaku banyak yang belum makan sejak Sabtu (23/1) malam.

KA berhenti di Stasiun Jebres cukup lama sekitar satu jam, mereka banyak yang meminta pertolongan pengobatan kepada tim kesehatan setempat yang sudah disipakan sebelumnya.

Suporter yang mengalami luka serius dilarikan ke RS Moewardi Solo, tetapi mereka banyak yang melanjutkan perjalanan menuju ke Surabaya. Mereka dengan menutupi jendela kereta yang kacanya pecah dengan papan dan tas untuk melindungi dari lemparan batu.(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010