Mamuju, (ANTARA News) - Bantuan sejumlah warga untuk Ummi Darmianti, bocah penderita penyakit aneh yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) terus mengalir.

Pemantauan di Mamuju, Minggu, sejumlah pejabat dan politisi di wilayah itu, yang bersimpati kepada Ummi, terus berdatangan untuk mengunjungi dan memberikan bantuan kepada Ummi yang masih dalam perawatan.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mamuju, Bustamin Bausat yang datang mengunjungi Ummi mengatakan bantuan yang diberikan itu untuk meringankan beban penderitaan yang dialami Ummi karena penyakitnya belum dinyatakan sembuh total.

Chaca, anak Bustamin yang ikut serta menyatakan, ingin menjadikan Ummi menjadi saudara angkatnya jika Ummi dinyatakan sembuh dari penyakitnya.

Ummi warga Desa Umi warga Desa Tarinding, Kecamatan Tabulahan, Kabupaten Mamasa, sekitar 100 kilometer dari Kota Mamuju, masih duduk di kelas VI SD dan sudah dirawat di RSUD Mamuju sejak Minggu (17/1) lalu.

Ummi dinyatakan mengalami infeksi karena tidak ditangani secara medis, luka pada tubuh Ummi membusuk dan dihinggapi lalat, dan lalat itu kemudian bertelur serta memunculkan ulat pada luka di tubuh Ummi.

"Ulat itu kemudian masuk ke dalam tubuh Ummi, dan mengakibatkan penyakit yang diderita menjadi aneh, dan semakin parah, karena ulat menggerogoti seluruh tubuhnya, bahkan nyaris masuk ke kepalanya," kata Ketua Tim Medis DR Wahidin Sudirohusodo, Kota Makassar Provinsi Sulsel, DR Khalid Saleh yang menangani penyakit Ummi di RSUD Mamuju.

Ia mengatakan, Ummi masih membutuhkan pemeriksaan laboratorium lanjutan karena hasil pemeriksaan tim medis Rumah Sakit dr Wahidin Sudirohusodo Makassar menyatakan pasien ini diduga mengidap penyakit TBC kelenjar.

Menurut Khalid, di RSUD Mamuju Ummi juga telah dilakukan pemeriksaan medis secara intensif melalui pemeriksaan laboratorium, hasilnya Ummi diduga menderita TBC kelenjar.

"Infeksi pada tubuh Ummi sudah mengering, artinya tinggal membutuhkan perawatan agar lukanya sembuh total, minimal enam bulan" katanya.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010