Lebak (ANTARA News) - Harga sembilan bahan pokok (sembako) seperti beras, telur, minyak goreng, dan gula pasir di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Lebak, Banten, terus merangkak naik karena pasokan dari luar daerah terlambat akibat cuaca buruk.
"Saat ini harga sembako terus naik, namun tidak menimbulkan gejolak di masyarakat," kata Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Kabupaten Lebak, Wawan Kuswandi, di Rangkasbitung, Sabtu.
Dia mengatakan, kenaikan sejumlah harga sembilan bahan pokok di pasaran dinilai masih wajar dan warga masih mampu membeli sehingga tidak begitu mengkhawatirkan.
Meskipun pendistribusian sembilan bahan pokok terkendala cuaca buruk, kata dia, hingga kini kebutuhan sehari-hari tidak terjadi kelangkaan.
Bahkan, pemerintah daerah dalam waktu dekat ini akan menggelar operasi pasar untuk tiga komoditi yakni beras, gula pasir dan minyak goreng.
Saat ini, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Lebak sudah mengusulkan operasi pasar ke Gubernur Banten.
"Dengan operasi ini tentu diharapkan bisa menstabilkan harga di pasaran," katanya.
Selama ini, harga sembako di Pasar Rangkasbitung mengalami kenaikan antara Rp400 sampai Rp2.000 per kilogram.
Saat ini, beras super semula Rp5.800 per kilogram kini Rp6.600, beras kelas menengah naik dari Rp5.400 menjadi Rp6.200 per kilogram.
Harga beras jenis IR III yang banyak dikonsumsi masyarakat berpenghasilan rendah naik dari Rp5.000 menjadi Rp5.800 per kilogram.
Sedangkan, harga gula pasir semula Rp9.000 per kilogram kini Rp11.000 per kilogram, bahkan di tingkat pengecer mencapai Rp12.000 per kilogram.
Begitu juga minyak goreng dari Rp7.500 menjadi Rp8.500 per kilogram, dan terigu cap segitiga sebelumnya Rp6.000 per kilogram naik menjadi Rp6.500 dan telur dari Rp12.000 per kilogram menjadi Rp12.500 per kilogram.
"Saya kira naiknya harga sembako itu masih wajar karena terjadi kenaikan antara 10-20 persen," katanya.
Namun demikian, katanya, hingga kini persediaan sejumlah barang kebutuhan pokok di Kabupaten Lebak seperti beras, gula pasir, telur, minyak goreng relatif stabil dan tidak terjadi kelangkaan.
"Kemungkinan terjadi kenaikan harga sembako itu akibat dampak cuaca buruk saja," katanya.
Sementara itu, sejumlah ibu rumah tangga di Kabupaten Lebak, mengeluhkan naiknya harga bahan pokok tersebut sehingga warga terpaksa harus mengeluarkan uang belanja harian.
"Selama dua pekan ini kami menambah uang belanja harian sekitar Rp15.000 menyusul naiknya bahan pokok itu," kata Aminah (45) warga Jaura Rangkasbitung, Kabupaten Lebak.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010