"Permintaan karet petani kembali meningkat dari sejumlah pedagang pengumpul untuk dipasok ke sejumlah industri pengolah karet," kata Yusuf, petani karet di Kecamatan Tanjungsari, Sabtu.
Dia mengatakan, jumlah pedagang pengumpul yang membeli karet saat ini mulai banyak sehingga terjadi persaingan yang memicu kenaikan harga karet di tingkat petani.
Pedagang pengumpul, Haryanto, mengatakan harga karet saat ini naik rata-rata Rp500 per kg dari Rp7.500 menjadi Rp8.000 per kg.
Dia mengatakan kebutuhan sejumlah pabrik saat ini meningkat, karena produksi getah karet telah kembali normal.
Namun, dia mengatakan ketentuan harga tersebut harus diimbangi dengan komitmen petani menjual getah dengan kadar air sesuai dengan standar pabrik.
Selain itu, petani diharapkan mengurangi kadar kotoran dalam getah karet karena tidak dapat ditoleransi oleh pabrik.
"Kalau air mudah dibersihkan, sedangkan kotoran sulit dipisahkan, makanya pabrik menolak jika kotoran karet berlebih," ujarnya.
Dengan penolakan pabrik, dia mengatakan, mengakibatkan pedagang pengumpul rugi hingga jutaan rupiah, sementara biaya transportasi yang dikeluarkan juga besar dengan lokasi pabrik di Sumatra Selatan.
Dia menyebutkan, sejak musim hujan ini, dari setiap ton getah karet basah jika dibawa dan ditimbang ke pabrik, berat bersihnya menjadi 600 kilogram (6 kuintal) atau susut 40 persen dari berat keseluruhan.
Berdasarkan data dari Dinas Perkebunan Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 2008, luas perkebunan karet di Lampung Selatan mencapai 1.882 hektare.
Harga karet di Kabupaten Lampung Selatan sebagai berikut :
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Komoditas Harga
16/1 23/1
------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Tingkat Petani
- Karet Kualitas Rp7.500/kg Rp8.000/kg
- Karet Asalan Rp7.000/kg Rp7.500/kg
2. Tingkat Pabrik Rp9.500/kg Rp9.700/kg(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010