"Masyarakat agar tetap tenang dan terus mempercayai sistem pengamanan yang dilakukan bank," kata Edward di Mabes Polri di Jakarta Selatan, Sabtu.
Namun demikian, Edward menuturkan nasabah bank harus tetap waspada dan tidak mudah percaya dengan orang atau oknum yang menawarkan bantuan jika menemukan masalah saat melakukan transaksi melalui ATM.
Kadiv Humas menjelaskan berdasarkan keterangan dari pihak bank menyatakan pembobolan rekening melalui ATM, apabila tidak menemukan data identitas nasabah termasuk kode nomor rahasia atau PIN.
Jenderal bintang dua itu mengimbau masyarakat agar memperhatikan situasi di sekitar lokasi ATM saat hendak melakukan transaksi dan memeriksa apabila ada alat yang mencurigakan pada bagian memasukkan kartu.
"Jika ada kejanggalan segera ganti nomor rahasianya," ujar Edward.
Hingga saat jumlah nasabah yang melaporkan kehilangan dana tabungan mencapai 36 orang yang tersebar di daerah Bali dan sekitarnya, Kalimantan, serta Jakarta pada sejumlah bank, seperti Bank Mandiri, BCA, BNI, Bank Permata, BII dan BRI.
Sementara itu, polisi berhasil menangkap pelaku yang diduga terlibat sindikat pembobol ATM sebanyak 13 orang beserta barang bukti seperti peralatan pengganda, kartu ATM, alat penempel stiker, beberapa PIN, nomor rekening, komputer dan sejumlah uang tunai.
"Pelaku mampu merekam PIN sebanyak 264.000 nomor," terang Edward seraya mengatakan tim khusus Mabes Polri belum menemukan indikasi adanya keterlibatan oknum pegawai internal bank terkait kasus pembobolan ATM itu.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010