Garut (ANTARA News) - Seorang pecinta alam asal Tangerang, Banten, Reni Komalasari (18), sementara dinyatakan hilang di Gunung Cikuray Garut, Jawa Barat, setelah upaya pencarian terhadap dirinya sejak 20 Desember 2009 tidak membuahkan hasil.
Sekurangnya 150 personel berbagai elemen institusi resmi antara lain kepolisian, tim Gegana Brimob, Basarnas, Bataliyon 303 SSM, kelompok pecinta alam, dan pendaki gunung "Wanadri" telah mencari Reni, namun tidak menemukannya, kata Kasatserse Polres Garut AKP Oon Suhendar, Sabtu.
Pencarian selama tujuh hari terakhir untuk sementara terpaksa dihentikan, sambil menelusuri perkembangan informasi selanjutnya dari hasil pemeriksaan beberapa saksi kunci, atas menghilangnya korban.
Selama ini telah dilakukan penyisiran ke lokasi baru, mulai dari puncak gunung berketinggian 2.820 mdpl hingga pada radius kawasan gunung seluas 60 km2, yang sebelumnya korban diduga kuat tersesat dan jatuh dari tebing berketinggian ratusan meter di puncak "Bayangan" (Bohong) gunung Cikuray (2.600 mdpl).
Kondisi cuaca yang selalu berkabut tebal disertai hujan deras dengan rata-rata temperatur udara hanya 15 derajat Celsius, sebagai kendala utama proses pencarian karena daya pandang menjadi sangat terbatas terutama pada sejumlah lembah berkabut berkedalaman ratusan hingga ribuan meter.
Korban, warga Jl. KH. Mulana Rt.04/03 Cipondoh Taman Jaya Kota Tangerang Banten, hanya bersandal jepit warna biru merk swallow saat mendaki puncak gunung tertinggi ketiga di provinsi Jawa Barat tersebut, dari arah desa/kecamatan Cigedug.
Selain itu dia mengenakan baju warna merah berswiter coklat dan topi kupluk, dengan celana jins pendek berukuran 3/4 tanpa membawa jenis apapun peralatan pendakian, ungkap kelompok pecinta alam "Jenggala" Garut, termasuk Abah(35).
Kemudian saat pulang menggunakan lintasan menuju kecamatan Cilawu, dia pada 19 Desember 2009 mulai melakukan pendakian untuk menyusul 12 rekannya yang berangkat sehari sebelumnya juga dari Cigedug, katanya.
Karena Reni Komalasari sempat bermalam pada rumah Ketua RT di Cigedug akibat sakit setibanya dari Tangerang Banten, namun keesokan harinya memaksa menyusul rekannya yang kemudian diantar langsung oleh Ketua RT beserta dua warga setempat.
Setibanya di puncak gunung Cikuray, gadis berwajah bulat dan berambut hitam sebahu itu bergabung dengan 12 rekannya yang dipimpin Asep Saefullah(19), sedangkan Ketua RT dan warga Cigedug langsung turun gunung kembali ke rumahnya masing-masing.
Selanjutnya pada 20 Desember 2009, kelompok pecinta alam tersebut turun meninggalkan puncak Cikuray, di perjalanan rombongan terbagi dua masing-masing delapan personilnya mendahului pulang sedangkan lima anggota lainnya termasuk Reni Komalasari berada di belakang.
Ketika kelompok dengan lima anggota itu, melintasi puncak "Bohong" (2.600 mdpl) Reni Komalasari berkondisi sangat lemah serta kehausan, sehingga tiga rekan lainnya meninggalkannya untuk mencari air minum, sedangkan Reni hanya ditemani Asep Saefullah.
Akibat ketiga rekannya lama tak kembali ke lokasi Reni diistirahatkan, sementara kondisi Reni semakin kritis kehausan maka Asep Saefullah-pun menyusul rekannya tersebut, namun 20 menit kemudian saat Asep Saefullah mendatangi lokasi Reni, yang bersangkutan tak ada lagi.
Selanjutnya pada 14 Januari 2010, orang tua Reni Komalasari beserta Asep saefullah melaporkan peristiwa tersebut ke Polres Garut, dan mulai sore harinya dilakukan penjajakan lokasi dilanjutkan keesokan harinya atau 15 Januari 2010 ratusan elemen dan komponen institusi resmi melakukan pencarian.
Sedangkan dari Garut dilaporkan pula seorang warga kelurahan Sukajaya, kecamatan Tarogong Kidul, Syarifah (35), hingga Kamis masih belum diketemukan meski upaya pencarian terus dilakukan oleh pihak keluarganya, karena sejak Sabtu pagi (16/1) pergi dari rumahnya tanpa meninggalkan pesan.
Perempuan bertahi lalat di dagu itu, berpostur kurus setinggi 153 cm dengan warna kulit sawo matang dan rambut sebahu, mengenakan kemeja warna biru, ujar ibu kandungnya Ny. Anih.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010